Gelombang PHK Hantui Sektor Hotel Bali, Pemerintah Berupaya Redam Dampak
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda industri perhotelan di Bali, dengan sekitar 100 pekerja dilaporkan kehilangan pekerjaan sejak awal tahun 2025. Situasi ini memicu respons dari Kementerian Pariwisata, yang mengakui adanya penurunan tingkat hunian hotel sebagai salah satu faktor pemicu.
Menanggapi isu PHK ini, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wadhana menjelaskan bahwa penurunan okupansi hotel sebagian disebabkan oleh penyesuaian kebijakan efisiensi di tingkat pemerintahan, yang berdampak pada berkurangnya kegiatan kementerian dan pemerintah daerah (Pemda) yang diselenggarakan di hotel. Kendati demikian, upaya pemulihan tengah diupayakan melalui imbauan kepada Pemda untuk kembali menggelar pertemuan dan acara di fasilitas perhotelan.
"Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan imbauan agar Pemda dapat mulai mengadakan kegiatan dan pertemuan di hotel-hotel. Kami berharap langkah ini dapat meningkatkan okupansi dan pendapatan dari sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)," ujar Widiyanti di sela-sela acara Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (11/6/2025).
Kementerian Pariwisata saat ini tengah melakukan kajian mendalam terkait gelombang PHK yang terjadi di sektor pariwisata. Pemerintah juga telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong kembali minat wisatawan berkunjung ke Bali, di antaranya pemberian diskon perjalanan untuk berbagai moda transportasi.
"Pemerintah telah memberikan insentif berupa diskon perjalanan, termasuk untuk pesawat, kereta api, kapal, dan tarif tol. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali," imbuh Widiyanti.
Diharapkan melalui berbagai upaya dan kebijakan yang telah diterapkan, kondisi sektor pariwisata Bali dapat segera pulih, sehingga para pekerja yang terdampak PHK dapat kembali memperoleh pekerjaan dan mata pencaharian.
Di sisi lain, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, menyampaikan keheranannya atas banyaknya PHK di sektor pariwisata Bali. Ia menilai bahwa kondisi pariwisata Bali sebenarnya masih cukup stabil, terutama berkat tingginya kunjungan wisatawan mancanegara.
"Bali saat ini masih dalam kondisi yang baik, terbantu oleh banyaknya wisatawan asing yang datang. Jumlah wisatawan internasional yang datang mencapai 18 ribu orang per hari dengan 43 penerbangan setiap hari," ungkap Rai.
Menurut Rai, sektor leisure atau pariwisata rekreasi di Bali terbilang lebih kuat dibandingkan kota-kota besar lainnya yang lebih bergantung pada kegiatan MICE. Ia mencatat bahwa kegiatan MICE di daerah lain mengalami penurunan drastis hingga hampir 70 persen, sementara sektor leisure hanya turun sekitar 30 persen.
"Di Bali, situasinya terbalik. Sektor MICE berkontribusi 30 persen, sementara sektor leisure menyumbang 70 persen. Inilah yang membantu menjaga stabilitas pariwisata Bali, dan penyebarannya dapat kita atur," pungkasnya.