Jakarta Gelontorkan Rp 52 Miliar untuk Perkuat Pertahanan Pesisir Muara Angke

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menginvestasikan anggaran sebesar Rp 52 miliar untuk pembangunan tanggul penahan rob di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya komprehensif untuk melindungi wilayah pesisir dari ancaman banjir rob yang semakin meningkat.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin, menjelaskan bahwa alokasi dana tersebut akan difokuskan pada pembangunan tahap pertama tanggul sepanjang 1,4 kilometer. Proyek strategis ini ditargetkan rampung pada Desember 2025. Peninjauan lokasi proyek telah dilakukan, menegaskan komitmen pemerintah terhadap penyelesaian tepat waktu.

Tanggul yang dirancang memiliki ketinggian +2,5 meter di atas permukaan laut. Ketinggian ini dirancang untuk secara efektif menahan potensi kenaikan air laut hingga 2,5 meter, mengingat elevasi tanah saat ini berada di sekitar 1,8 meter. Pembangunan tanggul ini diharapkan memberikan perlindungan signifikan bagi masyarakat dan infrastruktur di wilayah Muara Angke.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menekankan bahwa proyek pembangunan tanggul ini sejalan dengan program strategis nasional, yaitu National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Giant Sea Wall. Proyek NCICD merupakan inisiatif pemerintah pusat untuk mengamankan wilayah pesisir Jakarta dari ancaman banjir dan rob.

Lebih lanjut, Pramono Anung mengungkapkan bahwa cakupan proyek tanggul telah diperluas dari rencana awal sepanjang 12 kilometer menjadi 19 kilometer. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi penurunan permukaan tanah yang terus terjadi di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk mengatasi masalah ini secara serius.

Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemprov DKI Jakarta akan mempercepat distribusi air bersih melalui PAM Jaya. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada air tanah, yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan permukaan tanah. Pemerintah juga akan memberlakukan larangan eksploitasi air tanah di wilayah tersebut.

Selain itu, Gubernur Pramono Anung menginstruksikan aparat wilayah untuk melakukan pengawasan ketat guna mencegah penambahan warga baru di sekitar lokasi proyek. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran proyek dan menghindari potensi masalah sosial selama proses pembangunan berlangsung.

"Penanganan banjir rob di Muara Angke bukanlah tugas yang mudah, dan kami ingin memastikan bahwa masalah ini dapat diselesaikan secara menyeluruh," tegas Pramono Anung. Proyek ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan untuk melindungi Muara Angke dan wilayah pesisir Jakarta dari ancaman banjir rob.

Inisiatif pembangunan tanggul penahan rob di Muara Angke menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melindungi masyarakat dan infrastruktur dari dampak perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah. Dengan investasi yang signifikan dan pendekatan yang komprehensif, diharapkan wilayah pesisir Jakarta dapat menjadi lebih aman dan tangguh di masa depan.

Beberapa poin utama dalam proyek ini meliputi:

  • Anggaran: Rp 52 miliar untuk tahap pertama
  • Panjang Tanggul: 1,4 kilometer (tahap pertama), total 19 kilometer (rencana)
  • Target Penyelesaian: Desember 2025 (tahap pertama)
  • Ketinggian Tanggul: +2,5 meter di atas permukaan laut
  • Program Pendukung: Distribusi air bersih melalui PAM Jaya, larangan eksploitasi air tanah, pengawasan wilayah