Subarkah Hadisarjana: Perjalanan Panjang Seniman Multitalenta dari Panggung Teater hingga Layar Lebar
Subarkah Hadisarjana: Maestro Seni Rupa dan Pertunjukan
Subarkah Hadisarjana Yoeswadi, nama yang mungkin tak asing bagi pencinta seni peran dan rupa Indonesia, telah menutup mata untuk selamanya pada Selasa, 11 Maret 2025. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, dan para penggemar karyanya. Lebih dari sekadar aktor, Subarkah adalah sosok multitalenta yang jejaknya terpatri dalam berbagai bidang seni, dari pementasan teater hingga layar lebar, dan bahkan dunia pendidikan. Lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 25 Juni 1958, perjalanan hidupnya adalah bukti dedikasi dan kecintaan yang luar biasa terhadap seni.
Perjalanan karirnya di dunia seni peran dimulai dari panggung teater. Ia menjelajahi dunia internasional bersama Teater Kecil, membawakan pertunjukan-pertunjukannya ke Singapura, Malaysia, Filipina, dan bahkan Amerika Serikat. Pengalaman internasional ini telah menempa kemampuan aktingnya dan memperluas wawasannya dalam seni pertunjukan. Debutnya di layar lebar pada tahun 1989 dalam film Kipas-kipas Cari Angin menandai awal perjalanannya di industri perfilman Indonesia. Ia kemudian membintangi sejumlah film, termasuk Gonta Ganti, Makelar Kodok Untung Besar, Boleh Dong... Untung Terus, Kafir, Petualangan 100 Jam, 17th, Ai Lop Yu Pul, dan Get Married 3. Tidak hanya film layar lebar, Subarkah juga aktif membintangi berbagai sinetron, seperti Pelangi di Hatiku, Benang Emas, Si Doel Anak Sekolahan, Wah Cantiknya, Sok Kenal Sok Dekat, dan Cintaku di Rumah Susun. Keberagaman perannya dalam berbagai genre menunjukkan versatilitas dan kemampuan adaptasi yang luar biasa.
Namun, bakat Subarkah tak hanya terhenti pada seni peran. Ia juga seorang seniman visual yang berbakat, menguasai berbagai bidang seperti melukis, penataan rias, penataan artistik, dan penataan busana. Kemampuannya yang multidisipliner ini membuatnya menjadi sosok yang unik dan berharga di industri kreatif Indonesia. Selain berkarya, Subarkah juga aktif berbagi pengetahuannya sebagai dosen di beberapa institusi pendidikan ternama, termasuk IKJ, London School, dan College of La Salle. Ia bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan di IKJ pada tahun 2002 dan 2009, serta Wakil Dekan III Seni Rupa IKJ pada tahun 2008, menunjukkan kontribusinya yang signifikan dalam dunia pendidikan seni di Indonesia.
Di balik kesuksesannya sebagai seniman dan akademisi, Subarkah juga dikenal sebagai sosok pribadi yang hangat dan penuh kasih sayang. Ia meninggalkan seorang istri, Rima Ananda Omar, dan dua orang anak laki-laki. Kepergiannya karena mengidap kanker THT setelah berjuang selama tiga tahun meninggalkan kesedihan yang mendalam. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karabha, Tapos, Depok, Jawa Barat. Meskipun fisiknya telah tiada, karya-karya dan kontribusinya pada dunia seni dan pendidikan Indonesia akan tetap dikenang dan dihargai oleh generasi penerus.
Berikut daftar film dan sinetron yang pernah dibintanginya:
Film: * Kipas-kipas Cari Angin (1989) * Gonta Ganti (1990) * Makelar Kodok Untung Besar (1990) * Boleh Dong... Untung Terus (1992) * Kafir (2002) * Petualangan 100 Jam (2004) * 17th (2004) * Ai Lop Yu Pul (2009) * Get Married 3 (2011)
Sinetron: * Pelangi di Hatiku (1993) * Benang Emas (1994) * Si Doel Anak Sekolahan (1994) * Wah Cantiknya (2001) * Sok Kenal Sok Dekat (2003) * Cintaku di Rumah Susun Season 1-2 (2003-2005)