Indonesia dan Jepang Pererat Kerja Sama Ekonomi, Kesepakatan Dagang Bernilai Ratusan Juta Dolar AS Tercapai
Indonesia dan Jepang semakin memperkuat hubungan bilateral di bidang ekonomi melalui serangkaian kesepakatan dagang yang signifikan. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, bersama Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN), Fajarini Puntodewi, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha dari kedua negara dalam sebuah forum bisnis yang diadakan di Osaka, Jepang. Acara ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang.
Sebanyak 13 kesepakatan kerja sama berhasil ditandatangani, mencakup berbagai sektor strategis. Mulai dari produk kertas, pelet kayu, hingga boga bahari (seafood) yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Selain itu, kesepakatan juga meliputi produk-produk bernilai tambah seperti cokelat, dekorasi rotan, furnitur kayu, biji kopi, dan arang kayu. Tak hanya komoditas, kerja sama juga merambah sektor tenaga kerja dan pengembangan bisnis biomassa yang menjanjikan.
Wamendag Roro menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk terus mendukung dan memfasilitasi para pemangku kepentingan, termasuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Forum bisnis ini merupakan bagian dari rangkaian misi dagang Indonesia ke Jepang, yang bertujuan untuk membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia.
Nilai total MoU yang ditandatangani mencapai 200,8 juta dollar AS, sebuah angka yang cukup signifikan dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi neraca perdagangan kedua negara. Kolaborasi dagang antara Indonesia dan Jepang diharapkan semakin kuat dan memberikan keuntungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Indonesia, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, memiliki posisi strategis sebagai mitra dagang dan investasi utama bagi Jepang. Ketahanan ekonomi Indonesia yang kuat, dengan pertumbuhan ekonomi 4,87 persen pada kuartal I-2025 dan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4.900 dollar AS pada 2024, menjadi daya tarik tersendiri bagi investor Jepang.
Realisasi investasi di Indonesia pada 2024 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, yakni sebesar 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia yang semakin kondusif.
Kerja sama dagang bilateral antara Indonesia dan Jepang memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan. Ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang mencatat tren positif sebesar 8,8 persen dalam lima tahun terakhir (2020–2024). Pada 2024, ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi batu bara, nikel, dan konduktor elektrik.
Di sisi lain, impor nonmigas dari Jepang juga mencatat tren positif sebesar 8,21 persen pada periode yang sama. Impor utama Indonesia dari Jepang adalah produk logam, kendaraan bermotor, dan tembaga.
Indonesia membuka peluang kerja sama di sektor-sektor strategis lainnya, seperti energi terbarukan dan produk-produk berkelanjutan. Dengan komitmen yang tinggi terhadap isu lingkungan, Indonesia siap menjadi mitra penting bagi Jepang dalam menciptakan rantai pasok hijau dan mendukung transisi energi hijau di kawasan.
Sebelumnya, Wamendag Roro juga melakukan pertemuan dengan sejumlah lembaga penting Jepang, seperti Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Japan–Indonesia Association (JAPINDA), ASEAN–Japan Centre (AJC), dan Chamber of Commerce and Industry (CCI) Jepang.
Pertemuan ini membahas berbagai isu penting, termasuk tatanan ekonomi baru, pemanfaatan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) oleh pelaku bisnis untuk peningkatan perdagangan, serta kolaborasi promosi investasi dan perdagangan.
Selain itu, juga didiskusikan beberapa isu spesifik yang menjadi perhatian pelaku usaha dari kedua negara. Sebagai bagian dari rangkaian misi dagang, Kemendag juga berpartisipasi dalam Paviliun Indonesia pada Expo 2025 Osaka.
Dirjen PEN Fajarini Puntodewi menambahkan, forum bisnis ini mengusung tema “Strengthening Synergy: Unlocking Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement for Sustainable Trade in New Economy Era.” Forum ini menjadi bagian dari dukungan terhadap keikutsertaan Kemendag dalam Expo Osaka 2025.
Sebanyak 27 pelaku ekspor dari Indonesia turut serta dalam forum bisnis ini, berasal dari sektor energi terbarukan, fesyen berkelanjutan, bahan bangunan, serta makanan dan minuman. Dari jumlah tersebut, 15 pelaku usaha juga berpartisipasi dalam pameran bergilir (rolling exhibition) di Paviliun Indonesia.
Forum bisnis ini memaksimalkan keikutsertaan Indonesia di Expo 2025 Osaka dengan menyampaikan informasi terbaru kepada para pelaku usaha, termasuk pemanfaatan amandemen protokol IJEPA, kebijakan ekonomi berkelanjutan Indonesia, serta fasilitasi pertemuan bisnis.
Sesi one-on-one business meeting mencatat transaksi dagang senilai 200,8 juta dollar AS yang diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor. Usai penandatanganan, digelar diskusi panel tentang pemanfaatan IJEPA, dengan narasumber dari berbagai lembaga dan asosiasi terkait.