Anak Jalanan Sumatera Selatan Diberdayakan Melalui Program Pembentukan Karakter
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggagas program pembentukan karakter komprehensif yang menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak jalanan. Inisiatif ini diwujudkan melalui kegiatan retret yang akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, mengungkapkan bahwa program ini dirancang untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era bonus demografi. Menurutnya, pembentukan karakter yang kuat sama pentingnya dengan kecerdasan dan kemampuan akademis. Program yang bertajuk Laskar Satria Pandu ini tidak hanya melibatkan siswa sekolah formal, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak-anak jalanan untuk mengembangkan diri.
"Nantinya akan ada kelas khusus untuk anak-anak yang tidak bersekolah (anak jalanan)," ujar Deru. Ia menekankan pentingnya membangun generasi yang unggul, tidak hanya dari segi ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam hal moral dan etika.
Program retret ini tidak terbatas pada siswa SMA dan SMP yang menjadi tanggung jawab provinsi. Pemerintah provinsi juga berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk melibatkan siswa SD dan SMP. Seleksi peserta akan dilakukan secara cermat oleh panitia, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kelayakan anak-anak jalanan dan siswa SMP untuk mengikuti program ini.
Sekretaris Daerah Sumsel, Edward Candra, menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap peningkatan kasus kenakalan remaja di berbagai daerah, seperti tawuran, perundungan, penyalahgunaan narkoba, dan geng motor. Retret ini diharapkan dapat memberikan pembinaan yang efektif, mencegah generasi muda terjerumus ke dalam perilaku negatif, dan mempersiapkan mereka menjadi generasi produktif pada tahun 2030-2040.
Program ini mengadopsi dua pendekatan utama: preventif dan kuratif.
- Preventif: Ditujukan bagi siswa untuk membangun karakter dan mencegah perilaku menyimpang sejak dini.
- Kuratif: Ditujukan bagi siswa yang teridentifikasi berisiko, dengan fokus pada rehabilitasi dan pengembalian mereka ke lingkungan positif.
Pendekatan kuratif dan rehabilitatif akan menekankan pada pembenahan perilaku dan penguatan integritas pribadi. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berupaya membangun kembali semangat dan arah hidup para siswa yang sempat mengalami penyimpangan.
Retret ini dijadwalkan berlangsung selama 14 hari pada masa libur sekolah agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Peserta retret wajib memenuhi beberapa persyaratan, termasuk:
- Mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali.
- Memiliki surat keterangan sehat jasmani dan rohani.
- Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan retret.