Relaksasi Kebijakan Pemerintah, Sektor Perhotelan Optimis Tatap Kebangkitan MICE
Asosiasi Hotel General Manager Indonesia (IHGMA) menyambut positif pelonggaran kebijakan efisiensi pemerintah yang kini memperbolehkan pemerintah daerah (Pemda) menyelenggarakan rapat di hotel. Kebijakan ini diharapkan menjadi angin segar bagi industri perhotelan yang sempat terpuruk.
Vice President IHGMA, Garna Sobhara Swara, menyampaikan optimisme ini, menekankan pentingnya realisasi kebijakan tersebut di lapangan. Menurutnya, meskipun belum terasa signifikan, relaksasi ini memberikan harapan baru bagi para pelaku industri. Sebelumnya, sektor perhotelan sangat bergantung pada perjalanan dinas, terutama dari kementerian yang mengadakan pertemuan berskala besar di hotel, melibatkan peserta dari berbagai daerah. Namun, kebijakan efisiensi telah menghentikan aktivitas ini, meskipun saat ini di Jakarta, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat.
Garna menambahkan bahwa dampak dari kebijakan baru ini belum merata di seluruh daerah. Kendati demikian, para pelaku industri perhotelan tetap berharap kondisi akan terus membaik. Ia menyoroti bahwa penghentian efisiensi akan memungkinkan hotel untuk mempekerjakan kembali pekerja harian yang sebelumnya dirumahkan akibat sepinya kegiatan Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE).
Menurutnya, industri perhotelan memiliki efek domino yang signifikan terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hotel-hotel tidak hanya menjalankan bisnisnya sendiri, tetapi juga mendukung UMKM yang menjadi pemasok berbagai kebutuhan hotel, seperti bahan makanan. Dengan meningkatnya aktivitas di hotel, UMKM juga akan merasakan dampak positifnya.
Menyadari perubahan situasi, industri perhotelan terus beradaptasi dengan mencari pasar baru untuk mengisi kekosongan akibat berkurangnya kegiatan MICE. Beberapa strategi yang diterapkan adalah menyasar segmen korporasi, perbankan, serta acara-acara sosial seperti arisan, pesta selebriti, reuni, dan pernikahan.
IHGMA berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali dampak efisiensi terhadap hotel, yang sebelumnya telah terpukul oleh pandemi COVID-19. Garna menekankan pentingnya keseimbangan dalam kebijakan pemerintah, agar sektor perhotelan dan UMKM tidak lagi menjadi korban. Ia mengingatkan bahwa selama pandemi, industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pembatasan perjalanan dan akomodasi. Oleh karena itu, IHGMA berharap pemerintah lebih bijaksana dalam menerapkan efisiensi, sehingga tidak membebani sektor perhotelan dan UMKM.
Berikut adalah beberapa strategi adaptasi yang dilakukan oleh industri perhotelan:
- Memperluas Jaringan Pemasaran Online (OTA): Hotel-hotel kini lebih aktif menjual kamar melalui platform Online Travel Agent untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
- Fokus pada Segmen Korporasi dan Perbankan: Menawarkan paket khusus dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan lembaga keuangan.
- Mengembangkan Acara Sosial: Menyelenggarakan atau menjadi tuan rumah acara-acara sosial seperti arisan, pesta, reuni, dan pernikahan untuk menarik pengunjung.
- Kolaborasi dengan UMKM: Menjalin kerjasama yang erat dengan UMKM lokal untuk saling mendukung dan menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah adaptasi ini, sektor perhotelan optimis dapat bangkit kembali dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.