Perjuangan Inspiratif Rahadian, Pemuda Autistik Raih Gelar Magister dari UPI

Rahadian Sakti Pradana Buktikan Bahwa Keterbatasan Bukanlah Penghalang

Rahadian Sakti Pradana, seorang pemuda dengan spektrum autistik, telah menginspirasi banyak orang dengan keberhasilannya meraih gelar Magister dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Setelah menempuh pendidikan selama 2,5 tahun, Rahadian berhasil menyelesaikan studinya dan membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita.

Perjalanan Rahadian dalam menempuh pendidikan tinggi tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal komunikasi dengan dosen pembimbing saat mengerjakan tesisnya. Namun, berkat kesabaran dan dukungan dari dosen pembimbing serta support system yang kuat dari keluarga dan lingkungan kampus, Rahadian mampu mengatasi semua kesulitan tersebut.

"Kuliah itu tidak mudah dan susah, apalagi membuat tesis. Namun, berkat dukungan orang tua dan keluarga, tesis saya akhirnya selesai," ujar Rahadian.

Rahadian menjadi satu-satunya mahasiswa autistik yang menempuh pendidikan S2 di UPI. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri baginya. Namun, ia tidak menyerah dan terus bersemangat untuk belajar dan mengembangkan diri. Tesis yang ia susun berjudul 'Dukungan Keluarga Terhadap Anak Autis' terinspirasi dari pengalamannya sendiri yang merasakan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam proses pendidikannya.

"Saya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari ibu saya. Tesis ini saya dedikasikan untuknya," ungkap Rahadian.

Prosesi wisuda menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi Rahadian. Ia merasa bersyukur dan terharu karena telah berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dengan lancar. Ia berharap, ilmu yang telah didapatkannya dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi anak-anak dan remaja autistik.

Rencana Masa Depan: Bekerja atau Melanjutkan Studi?

Setelah meraih gelar S2, Rahadian memiliki beberapa rencana untuk masa depannya. Ia sempat berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan S3 di Australia atas rekomendasi seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang pernah menjadikannya sebagai objek penelitian. Namun, saat ini Rahadian lebih memilih untuk bekerja terlebih dahulu dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkannya.

"Saat ini saya fokus untuk bekerja di sekolah khusus untuk anak dan remaja autis di Kota Bandung, yaitu Our Dreams Indonesia," jelas Rahadian.

Sebelumnya, Rahadian telah menyelesaikan pendidikan Sarjana Bahasa Mandarin di Fakultas Budaya Universitas Padjadjaran pada tahun 2022. Ia memilih Bahasa Mandarin karena bahasa tersebut merupakan bahasa kedua yang paling banyak digunakan di dunia.

"Saya masuk Unpad melalui jalur mandiri. Sebenarnya saya ingin mengambil Bahasa Jepang karena sudah mempelajarinya sejak SMA. Namun, untuk Bahasa Jepang, saya belajar secara otodidak," tutur Rahadian.

Rahadian, putra dari Nita Yanuarita Taslian, tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana di Jurusan Pendidikan Khusus UPI sejak 1 September 2022. Ia memiliki cita-cita untuk menjadi pembimbing bagi penyandang disabilitas autisme.

"Saya ingin menjadi pembimbing bagi teman-teman penyandang disabilitas autisme," kata Rahadian.

Kisah inspiratif Rahadian Sakti Pradana ini membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat, setiap orang dapat meraih impiannya, tanpa terkecuali.