Israel Luncurkan Serangan Udara di Suriah, Sasar Infrastruktur Militer Rezim Assad
Israel Luncurkan Serangan Udara di Suriah, Sasar Infrastruktur Militer Rezim Assad
Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara terhadap beberapa lokasi di Suriah selatan pada Senin malam (10/3/2025) waktu setempat. Serangan tersebut, menurut pernyataan resmi militer Israel, menargetkan infrastruktur militer dan sistem pertahanan udara milik rezim Suriah. Sasaran serangan meliputi radar, aset pendeteksi, posisi komando, dan fasilitas penyimpanan senjata dan peralatan militer. Serangan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Israel untuk membatasi kemampuan militer rezim Assad dan mencegah ancaman terhadap keamanan nasional Israel.
Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa Provinsi Daraa menjadi lokasi utama serangan, dengan sejumlah laporan menyebutkan lebih dari 17 serangan yang menghantam posisi-posisi militer. Kelompok pemantau konflik independen juga melaporkan serangan-serangan tersebut, menyatakan bahwa platform observasi dan tank menjadi beberapa target serangan udara. Meskipun belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, serangan ini meningkatkan ketegangan regional yang sudah ada antara Israel dan Suriah.
Pernyataan militer Israel menekankan bahwa serangan tersebut dilakukan untuk menghilangkan ancaman potensial di masa mendatang. Disebutkan bahwa keberadaan aset-aset militer Suriah di wilayah selatan negara tersebut menimbulkan ancaman bagi keamanan Israel dan aktivitas militer IDF (Angkatan Bersenjata Israel). Hal ini sejalan dengan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bulan lalu, yang menyerukan demiliterisasi penuh wilayah selatan Suriah dan menentang kehadiran pasukan pemerintahan baru yang dipimpin kelompok Islamis di dekat perbatasan Israel.
Serangan ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengeluarkan peringatan kepada komunitas internasional terkait pemerintahan baru di Suriah. Saar memperingatkan adanya kelompok-kelompok jihadis yang mengendalikan Suriah dan mendesak dunia internasional untuk tidak memberikan legitimasi kepada rezim tersebut, khususnya setelah insiden pembantaian massal yang menewaskan lebih dari 1000 orang. Saar menyoroti bahwa sebagian besar korban tewas merupakan pasukan keamanan dari pemerintahan baru Suriah atau pejuang yang loyal kepada rezim Assad. Ia menekankan perlunya kesadaran global terhadap situasi di Suriah dan konsekuensi dari tindakan rezim tersebut.
Serangan Israel di Suriah merupakan bagian dari pola operasi yang sudah berlangsung lama. Sejak penggulingan rezim mantan Presiden Bashar al-Assad, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah, termasuk pengerahan pasukan di zona penyangga PBB di Dataran Tinggi Golan. Tindakan ini menunjukkan komitmen Israel untuk menjaga keamanan perbatasannya dan mencegah penyebaran kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut. Situasi di Suriah tetap rumit dan penuh tantangan, dengan potensi eskalasi konflik yang terus mengancam stabilitas regional.
Rincian Serangan:
- Target: Radar, aset pendeteksi, posisi komando, dan fasilitas penyimpanan senjata dan peralatan militer Suriah.
- Lokasi: Provinsi Daraa, Suriah selatan.
- Jumlah Serangan: Lebih dari 17 serangan dilaporkan.
- Motivasi: Menghapus ancaman potensial terhadap keamanan nasional Israel.
Ketegangan antara Israel dan Suriah diperkirakan akan terus berlanjut mengingat situasi politik dan keamanan yang tidak stabil di Suriah serta kebijakan keamanan Israel yang tegas terhadap ancaman yang dihadapinya.