Presiden Prabowo Soroti Anggaran Pendidikan Nasional yang Meroket

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintahannya terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam peresmian Kampus Bhineka Tunggal Ika Universitas Pertahanan (Unhan) di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/6/2024), Prabowo menyampaikan bahwa alokasi anggaran untuk sektor pendidikan saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia.

"Sebagai presiden RI, saya telah mengajukan APBN di mana sektor pendidikan mendapatkan porsi alokasi anggaran yang paling besar dari seluruh anggaran negara," ujar Prabowo. Ia menekankan bahwa pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa. Menurutnya, keberhasilan suatu bangsa berakar dari sistem pendidikan yang kuat dan berkualitas.

Prabowo juga menyoroti pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) bagi Indonesia. Ia meyakini bahwa dengan menguasai iptek, Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan, termasuk kemiskinan, dan bertransformasi menjadi negara maju dan modern. Oleh karena itu, ia berharap Unhan dapat berperan aktif dalam mencetak kader-kader terbaik bangsa di berbagai bidang, tidak hanya di bidang pertahanan.

Presiden Prabowo mencontohkan Amerika Serikat yang membangun Military States Academy untuk menciptakan pemimpin-pemimpin AS selanjutnya. Bukan hanya untuk kepentingan militer semata, melainkan untuk kemajuan bangsa.

"Tujuan dari Military States Academy adalah menciptakan pemimpin-pemimpin untuk The United States of America, bukan untuk tentara, tapi untuk USA," kata Prabowo.

Pada tahun 2024, anggaran pendidikan Indonesia mencapai angka fantastis, yaitu Rp 724,3 triliun. Dana ini dialokasikan untuk berbagai program dan inisiatif, meliputi:

  • Belanja Pemerintah Pusat (Rp 297,2 triliun):
    • Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 20,4 juta siswa.
    • Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk 1,1 juta mahasiswa.
    • Tunjangan Profesi Guru (TPG) non-PNS bagi 477.700 guru.
  • Transfer ke Daerah (TKD) (Rp 347,1 triliun):
    • Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 43,4 juta siswa.
    • TPG untuk 1,5 juta guru PNSD.
    • Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk revitalisasi 14.690 sarana pendidikan.
    • 21 unit perpustakaan daerah.
  • Pembiayaan (Rp 80 triliun):
    • Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) (kumulatif) untuk 49.971 orang.
    • Beasiswa gelar dan non-gelar kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait.
    • Pendanaan riset pendidikan.

Dengan alokasi anggaran yang signifikan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan di semua tingkatan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, serta mendorong riset dan inovasi di bidang pendidikan.