Intensitas Komunikasi Jefri Nichol dan Kekasih Picu Pertanyaan: Benarkah 'Bucin' Karena Ketidakdewasaan?
Aktor muda berbakat, Jefri Nichol, baru-baru ini mengungkapkan kebiasaannya yang cukup unik dalam menjalin hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Ameera Khan, yang berada di Malaysia. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Denny Sumargo, Jefri mengaku kerap menghabiskan waktu puluhan jam untuk berbicara di telepon dengan sang pacar.
"Teleponan bisa 48 jam, 36 jam, hampir tanpa putus. Bahkan berhari-hari, paling putus kalau tidak sengaja kepencet pas lagi tidur," ujarnya, menggambarkan betapa intensnya komunikasi mereka.
Pengakuan ini memicu diskusi mengenai fenomena "bucin" atau budak cinta, sebuah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sangat tergila-gila pada pasangannya dan rela melakukan apa saja demi kebahagiaan orang yang dicintai. Meskipun banyak dialami oleh pasangan muda, fenomena ini menarik perhatian, terutama terkait alasan di baliknya.
Konselor keluarga, Elly Nagasaputra, memberikan pandangannya mengenai fenomena ini. Menurutnya, perilaku bucin bisa jadi merupakan indikasi ketidakdewasaan seseorang dalam menjalin hubungan. Orang yang belum dewasa cenderung mencintai secara buta, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang penting dalam sebuah hubungan yang sehat.
"Seseorang menjadi sangat bucin, mungkin karena belum dewasa, jadi tidak memikirkan faktor-faktor lain, lalu dia mencintai dengan cara buta karena cinta," jelas Elly.
Lebih lanjut, Elly menjelaskan bahwa kedewasaan mental, emosional, dan spiritual sangat berpengaruh terhadap cara seseorang mencintai. Individu yang dewasa akan mampu mencintai dengan lebih logis, mempertimbangkan berbagai aspek penting dalam hubungan, serta mampu memberikan ruang bagi pertumbuhan masing-masing.
"Kalau orang yang sudah dewasa, mental, emosional, spiritual, maka dia tidak akan mencintai dengan buta, tapi akan mencintai dengan logika," imbuhnya.
Elly menekankan bahwa tujuan berpacaran seharusnya bukan hanya untuk mencari kesenangan sesaat, melainkan untuk mengenal karakter pasangan secara mendalam. Proses ini penting untuk menentukan apakah pasangan tersebut cocok untuk dijadikan teman hidup.
"Maka ketika pacaran dan hendak memilih pasangan, siapa yang hendak menjadi suami kita, siapa yang hendak menjadi istri kita, maka tidak bisa cuma karena bucin, enggak bisa buta," tegasnya.
Dalam memilih pasangan hidup, Elly menyarankan agar setiap individu membuka mata, telinga, dan pikiran. Keputusan ini menyangkut masa depan, sehingga penting untuk memilih seseorang yang mampu berkomitmen dan bertanggung jawab.
"Harus buka mata, buka telinga, buka pikiran, karena kita sedang memilih pasangan hidup untuk seumur hidup ke depan, yang tentu saja mampu berkomitmen dan bertanggung jawab," pungkasnya.
Dengan demikian, fenomena bucin tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi. Meskipun terlihat romantis dan penuh cinta, penting untuk mempertimbangkan aspek kedewasaan dan logika dalam menjalin hubungan agar tercipta hubungan yang sehat dan langgeng.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan dalam menjalin hubungan:
- Kedewasaan: Penting untuk memiliki kedewasaan mental, emosional, dan spiritual agar mampu mencintai dengan logis dan bijaksana.
- Komunikasi: Jalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan.
- Pertumbuhan: Berikan ruang bagi masing-masing untuk bertumbuh dan berkembang.
- Tujuan: Pahami tujuan dari hubungan yang dijalin, bukan hanya mencari kesenangan sesaat.
- Komitmen: Pastikan pasangan memiliki komitmen dan tanggung jawab yang sama dalam membangun hubungan.