Antisipasi Kecelakaan, Pengelola Wisata Bromo Imbau Pengunjung Hindari Motor Matic

markdown Kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur, terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Namun, jalur menuju lokasi tersebut memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi pengendara sepeda motor. Guna mengantisipasi kecelakaan, pengelola wisata Bromo bersama pihak kepolisian dan dinas perhubungan setempat mengeluarkan imbauan kepada para wisatawan untuk tidak menggunakan sepeda motor matic saat melintasi jalur-jalur ekstrem di kawasan tersebut.

Imbauan ini bukan tanpa alasan. Beberapa waktu terakhir, sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor matic di jalur curam menuju Bromo. Diduga, kecelakaan tersebut disebabkan oleh kegagalan fungsi rem pada sepeda motor matic saat melintasi turunan tajam. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya pengalaman pengendara dalam mengendalikan sepeda motor di medan yang berat.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Septi Eka Wardhani, menegaskan bahwa imbauan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengunjung. "Kami tidak melarang, hanya menganjurkan agar hati-hati karena kondisi medan menuju dan di dalam kawasan cukup berat. Kami hanya menghimbau demi keamanan dan keselamatan pengunjung," ujarnya.

Kasatlantas Polres Probolinggo, AKP Safiq Jundhira Zulkarnaen, menambahkan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah daerah dalam memberikan imbauan kepada masyarakat terkait penggunaan motor matic di jalur wisata Sukapura Bromo. "Mengingat beberapa kali terjadi kasus kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut melibatkan motor matic, diduga karena kegagalan fungsi rem," kata Safiq.

Tragedi di Turunan Tajam Bromo

Salah satu contoh tragis akibat kecelakaan sepeda motor matic terjadi pada awal Juni lalu. Dua orang pengendara sepeda motor matic meninggal dunia setelah mengalami rem blong di turunan tajam kawasan wisata Gunung Bromo. Korban diketahui bernama Siti Aisyah (38) dan Soviana (27), warga Kota Probolinggo.

Kejadian bermula saat kedua korban berboncengan mengendarai sepeda motor matic tanpa plat nomor kendaraan dari arah kawah Gunung Bromo menuju Kota Probolinggo. Saat melintasi turunan tajam, diduga rem motor mengalami gagal fungsi hingga laju kendaraan tidak terkendali. Motor yang melaju bebas itu langsung menabrak pagar rumah warga di sisi jalan dan membuat kedua korban terlempar ke badan jalan.

Akibat benturan keras, kedua korban mengalami luka parah dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo, Iptu Aditya Wikrama, membenarkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan rem blong saat melintasi turunan tajam.

Pemasangan Spanduk Imbauan dan Sosialisasi

Guna meningkatkan kesadaran masyarakat, Satlantas Polres Probolinggo bersama Dishub dan Jasa Raharja memasang spanduk-spanduk imbauan di titik-titik rawan kecelakaan di sepanjang jalur wisata Bromo. Selain itu, petugas juga melakukan sosialisasi langsung kepada wisatawan yang hendak menuju Gunung Bromo.

AKP Safiq menjelaskan bahwa sepeda motor matic sering mengalami kecelakaan di jalur tanjakan atau menurun di sekitar Gunung Bromo karena kegagalan fungsi rem. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar wisatawan mempertimbangkan penggunaan sepeda motor matic.

Respon Positif dari Wisatawan

Imbauan ini tampaknya mendapatkan respon positif dari para wisatawan. Dalam sebuah video yang viral di media sosial, terlihat sejumlah wisatawan lokal mendorong sepeda motornya saat berada di jalur turunan tajam di kawasan wisata Bromo. Hal ini menunjukkan bahwa para wisatawan mulai menyadari pentingnya keselamatan saat berkendara di jalur ekstrem.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, berharap agar imbauan keselamatan ini dapat dilakukan bersama oleh seluruh pihak terkait, termasuk dari jalur lain menuju Gunung Bromo.

Satlantas Polres Probolinggo juga mengimbau kepada seluruh pengunjung wisata Gunung Bromo maupun warga sekitar untuk selalu memastikan kondisi rem, mesin, dan ban kendaraan sebelum melintas di jalur tersebut. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa yang bisa merenggut nyawa.