Gelombang PHK Hantam Sektor Perhotelan Bali: Pemerintah Daerah Diminta Aktifkan Kembali Kegiatan MICE

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) menerjang industri perhotelan di Bali, memicu kekhawatiran akan stabilitas ekonomi di pulau dewata. Laporan dari Dinas Ketenagakerjaan Bali mencatat sekitar seratus pekerja di Kabupaten Badung telah kehilangan pekerjaan mereka sepanjang tahun 2025, mayoritas berasal dari sektor pariwisata.

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menyatakan bahwa pemerintah sedang mengkaji secara mendalam penyebab dan dampak dari PHK ini. Penurunan aktivitas Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) oleh instansi pemerintah disinyalir menjadi salah satu faktor utama pemicu gelombang PHK ini. Kondisi ini diperparah dengan adanya kebijakan penghematan anggaran pemerintah yang berdampak langsung pada tingkat hunian hotel.

Menyikapi situasi ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah mengeluarkan imbauan kepada pemerintah daerah untuk kembali menggelar rapat dan kegiatan lainnya di hotel dan restoran. Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak kembali okupansi hotel dan menghidupkan kembali sektor MICE yang sempat lesu. Menpar Widiyanti berharap agar kebijakan ini dapat segera diimplementasikan oleh pemerintah daerah sehingga dapat mengurangi dampak PHK dan memulihkan lapangan kerja di sektor pariwisata.

Selain mendorong pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali kegiatan MICE, pemerintah pusat juga memberikan insentif perjalanan sebagai upaya pemulihan pariwisata. Insentif ini meliputi:

  • Diskon tiket pesawat
  • Diskon tiket kereta api
  • Diskon tiket kapal
  • Potongan tarif jalan tol

Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali dan membantu memulihkan kondisi industri pariwisata secara keseluruhan. Pemerintah berharap agar kombinasi antara insentif perjalanan dan aktifnya kembali kegiatan MICE dapat menjadi solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah PHK dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali.

Namun, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, berpendapat bahwa PHK seharusnya tidak perlu terjadi. Menurutnya, tingkat hunian hotel di Bali masih cukup stabil, yaitu sekitar 70 persen. Ia juga menambahkan bahwa wisatawan non-MICE masih mendominasi kunjungan ke Bali, mencapai 70 persen dari total tamu. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain, selain penurunan MICE, mungkin turut berkontribusi terhadap gelombang PHK yang terjadi.