Pemerintah Pertimbangkan Pemanfaatan Bandara Taif untuk Efisiensi Haji
Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kemungkinan penggunaan Bandara Taif sebagai embarkasi dan debarkasi haji. Inisiatif ini bertujuan untuk mempersingkat masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi sekaligus menekan biaya penyelenggaraan ibadah haji.
Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji, Muhadjir Effendy, mengungkapkan bahwa ia akan segera melaporkan hasil kajiannya kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Menurut Muhadjir, respons awal dari pengelola Bandara Taif cukup positif. Lokasi Bandara Taif yang relatif dekat dengan Mekkah, dengan jarak tempuh sekitar satu jam, setara dengan jarak antara Bandara Jeddah dan Mekkah, menjadi salah satu pertimbangan utama.
Bandara Taif dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung operasional haji. Selain kedekatannya dengan Mekkah, bandara ini juga memiliki akses jalan yang memadai, termasuk jalur khusus untuk bus dan truk. Infrastruktur bandara saat ini mencakup dua landasan pacu yang mampu menampung pesawat berbadan lebar. Meskipun demikian, Muhadjir mengakui bahwa kapasitas terminal bandara perlu ditingkatkan jika akan digunakan untuk melayani jemaah haji Indonesia.
Pengelola Bandara Taif menyatakan kesediaannya untuk memenuhi permintaan peningkatan fasilitas, asalkan ada kesepakatan resmi. Selain itu, bandara ini beroperasi selama 24 jam dan telah melayani berbagai maskapai penerbangan internasional, termasuk dari Iran, Mesir, dan Qatar, serta penerbangan domestik.
Salah satu harapan utama dari pemanfaatan Bandara Taif adalah penambahan slot penerbangan haji bagi Indonesia. Dengan slot penerbangan yang lebih banyak, waktu tunggu jemaah untuk keberangkatan dan kepulangan dapat dipersingkat. Muhadjir mencontohkan, jika Bandara Taif dapat menyediakan sepuluh slot penerbangan per hari, total slot penerbangan Indonesia bisa meningkat signifikan, dari sekitar 17-20 menjadi 30 slot. Peningkatan ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang lebih strategis, khususnya dalam menekan biaya haji.
Saat ini, masa tinggal rata-rata jemaah haji Indonesia di Arab Saudi mencapai sekitar 41 hari. Sebagian besar waktu tersebut dihabiskan untuk menunggu giliran terbang, baik saat kedatangan maupun kepulangan. Dengan mempersingkat masa tinggal, diharapkan biaya akomodasi dan konsumsi jemaah haji dapat dikurangi secara signifikan.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Bandara Taif:
- Lokasi Strategis: Jarak ke Mekkah setara dengan Bandara Jeddah.
- Aksesibilitas: Memiliki akses jalan yang baik, termasuk jalur khusus untuk bus dan truk.
- Infrastruktur: Dilengkapi dua landasan pacu untuk pesawat berbadan lebar.
- Operasional: Beroperasi 24 jam dan melayani berbagai maskapai internasional.
Pemanfaatan Bandara Taif masih dalam tahap penjajakan dan memerlukan keputusan dari Presiden. Namun, potensi manfaatnya dalam efisiensi biaya dan waktu haji sangat menjanjikan.