Mitra Murni Perkasa: Smelter Nikel Nasional Berbasis ESG Pacu Hilirisasi

Hilirisasi nikel, sebuah strategi nasional yang ambisius, telah mengubah lanskap industri logam di Indonesia. Inisiatif ini memicu pertumbuhan pesat smelter, meningkatkan produksi, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Di tengah dominasi investasi asing (PMA) dalam fasilitas peleburan, PT Mitra Murni Perkasa (MMP), di bawah naungan MMS Group Indonesia (MMSGI), tampil sebagai pionir dengan investasi 100% dalam negeri (PMDN).

Pada Indonesia Critical Minerals (ICM) Conference and Expo 2025, Direktur Keuangan PT MMP, Dadik Achmad Zuhraidi, menegaskan bahwa MMP adalah salah satu smelter pertama di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki oleh investor lokal. Berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, smelter MMP mendukung hilirisasi nikel nasional dengan memproduksi high-grade nickel matte, bahan baku penting untuk baterai kendaraan listrik. Dadik menyatakan, "Kami 100 persen PMDN. Semua pemiliknya dari Indonesia. Kami ingin membuktikan bahwa proyek strategis bisa dibangun dengan kekuatan lokal."

Keputusan MMP untuk menjadi 100% PMDN memberikan fleksibilitas strategis dan membuktikan bahwa industri hilirisasi dapat digerakkan secara mandiri oleh entitas nasional. Lebih dari sekadar struktur kepemilikan, MMP menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghadirkan proyek dengan standar teknologi, lingkungan, dan operasional yang kompetitif.

Smelter MMP menggunakan teknologi Reduction Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 2x48 MVA, serta konverter untuk menghasilkan 26.000 MT high-grade nickel matte per tahun. Teknologi ini dirancang untuk memproduksi berbagai jenis nikel, termasuk feronikel, sesuai permintaan industri. Selain teknologi canggih, MMP mengutamakan keterlibatan sumber daya manusia (SDM) lokal. MMP memiliki program pelatihan khusus untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal melalui pelatihan green operator bagi 250 calon tenaga kerja, dan berkomitmen untuk menyerap hingga 1.000 tenaga kerja dalam negeri.

"Orang-orang kami semua berpengalaman dan dari dalam negeri. Sebagian besar proses desain dan rekayasa dilakukan oleh insinyur Indonesia yang telah berpengalaman di industri nikel. Jadi, alatnya boleh dari luar, tapi desain dan arah teknis tetap ditentukan oleh orang lokal," jelas Dadik.

Sebagai bagian dari MMSGI, MMP menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasionalnya. Keberlanjutan bukan hanya kewajiban administratif, tetapi prinsip kerja harian di setiap lini. MMP menggunakan pasokan listrik dari PT PLN yang didukung oleh renewable energy certificate (REC) sejak 2022, membuktikan komitmen mereka untuk memerangi perubahan iklim dan mendukung proyek EBT di Indonesia.

Selain REC, efisiensi konsumsi bahan bakar untuk pembakaran dan peleburan nikel ditingkatkan hingga 10 persen, dan desain teknis smelter mampu menekan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen dibandingkan metode konvensional. Dadik menegaskan, "Operasional kami sejak awal memang diarahkan untuk sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Bukan simbolik, tapi memang komitmen."

Proses produksi nikel di MMP mengikuti standar internasional, termasuk penerapan IFC Performance Standards dan sistem manajemen keselamatan serta lingkungan yang ketat. Kepatuhan terhadap standar IFC memastikan operasional smelter berjalan berkelanjutan, bertanggung jawab secara sosial, dan ramah lingkungan. Lokasi smelter yang strategis, dekat dengan pusat kota Balikpapan, dan dilengkapi pelabuhan sendiri, mendukung kelancaran logistik.

Tujuan utama MMP adalah mendukung hilirisasi nikel nasional dan berkontribusi pada target Net Zero Emission (NZE) Indonesia. "Bagi MMP, komitmen ini bukan sekadar tertulis, melainkan harus dijalankan secara nyata, mulai dari teknologi yang digunakan, sumber daya yang diberdayakan, hingga pola kerja operasional. Green premium itu sering kali hanya jadi wacana, tapi kami tetap berupaya menjalankan standar terbaik," terang Dadik.

Keberadaan smelter MMP juga mendongkrak investasi daerah, menyumbang sekitar Rp 1 triliun untuk Kota Balikpapan pada tahun 2023. Dari sisi sosial, MMP aktif mengadakan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi teknis dan kesadaran lingkungan para pekerjanya. Proyek MMP membuktikan bahwa hilirisasi dapat dijalankan tanpa ketergantungan pada modal asing, serta industri strategis dapat dibangun di atas fondasi keberlanjutan yang kuat dan penggunaan SDM lokal. Semua ini bertujuan mendukung hilirisasi nikel nasional, memperkuat kontribusi terhadap energi bersih, dan memastikan agar nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia dinikmati secara adil dan berkelanjutan oleh bangsa sendiri.

Berikut poin penting yang menjadi perhatian MMP:

  • Investasi 100% PMDN: Menunjukkan kemandirian dan kemampuan modal nasional dalam membangun industri strategis.
  • Teknologi RKEF dan Konverter: Meningkatkan efisiensi produksi dan fleksibilitas dalam menghasilkan berbagai jenis nikel.
  • Fokus pada SDM Lokal: Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja dalam negeri.
  • Penerapan Prinsip ESG: Menekankan keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial dalam operasional.
  • Kontribusi pada NZE Indonesia: Mendukung target pemerintah dalam mencapai emisi nol bersih.

Implementasi tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh PT MMP:

  • Penggunaan pasokan listrik dari PT PLN yang didukung oleh renewable energy certificate (REC) sejak 2022.
  • Efisiensi konsumsi bahan bakar untuk pembakaran dan peleburan nikel ditingkatkan hingga 10 persen.
  • Desain teknis smelter mampu menekan emisi gas rumah kaca hingga 50 persen dibandingkan metode konvensional.