Penurunan Signifikan Kunjungan Wisatawan ke Gunungkidul Selama Ramadan 2025

Penurunan Signifikan Kunjungan Wisatawan ke Gunungkidul Selama Ramadan 2025

Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami penurunan signifikan jumlah kunjungan wisatawan hingga 70 persen selama bulan Ramadan 2025. Data ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, dalam wawancara telepon pada Senin, 10 Maret 2025. Penurunan drastis ini tidak hanya disebabkan oleh faktor musim puasa, namun juga dipengaruhi oleh kebijakan larangan study tour yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat beberapa waktu sebelumnya.

Meskipun Kepala Dinas Pariwisata enggan merinci angka pasti penurunan kunjungan akibat larangan study tour tersebut, dampaknya terhadap sektor pariwisata Gunungkidul telah terasa cukup signifikan. Kondisi ini terlihat jelas dari kelesuan yang menyelimuti destinasi wisata pantai Gunungkidul yang biasanya ramai dikunjungi. "Sekarang sepi banget," ungkap Wardana, menggambarkan situasi terkini di obyek wisata pantai Gunungkidul. Ia menambahkan, penurunan jumlah wisatawan sebenarnya telah terjadi sebelum Ramadan, dan kebijakan larangan study tour dari Jawa Barat semakin memperparah situasi tersebut.

Namun, harapan untuk peningkatan jumlah kunjungan wisatawan tetap ada. Wardana memperkirakan peningkatan kunjungan akan terjadi pada sepekan menjelang Lebaran, seiring dengan dimulainya arus mudik. Lebih lanjut, ia menambahkan, dimulainya libur sekolah pada 21 Maret 2025 juga diprediksi akan mendongkrak jumlah wisatawan yang datang ke Gunungkidul. "21 Maret 2025 kan anak sekolah sudah mulai libur, kemungkinan dan harapan kami kunjungan mulai naik," ujarnya.

Data yang dihimpun dari Sub-Koordinasi Obyek dan Daya Tarik Wisata, Bidang Pengembangan Destinasi, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiyantoro, memperkuat pernyataan tersebut. Sugiyantoro menjelaskan bahwa pada hari-hari biasa, jumlah kunjungan wisatawan ke Gunungkidul mencapai angka 8.000 orang per hari. Angka ini turun drastis menjadi sekitar 2.000 orang per hari selama bulan Ramadan, menunjukkan penurunan hingga 70 persen.

Meskipun demikian, beberapa destinasi wisata di Gunungkidul tetap ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan dan libur panjang. Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dalam mengelola sektor pariwisata di Gunungkidul, agar tetap dapat menarik minat wisatawan meskipun di tengah tantangan seperti larangan study tour dan penurunan kunjungan wisatawan selama bulan Ramadan. Terkait hal ini, perlu adanya strategi lebih terpadu untuk mengantisipasi fluktuasi jumlah kunjungan dan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat lokal. Pemkab Gunungkidul juga perlu mempertimbangkan diversifikasi produk wisata dan promosi yang lebih gencar untuk menarik wisatawan di masa mendatang. Selain itu, pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata juga perlu ditingkatkan guna memastikan keberlanjutan sektor ini.

Meskipun terdapat penurunan kunjungan yang signifikan, potensi wisata Gunungkidul tetap menjanjikan. Keberadaan destinasi wisata baru seperti Tanjakan Clongop, meskipun menghadapi tantangan pengelolaan sampah, menunjukkan potensi untuk pengembangan pariwisata Gunungkidul ke depannya. Hal ini memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha wisata, dan masyarakat, untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan sektor pariwisata Gunungkidul.