Terhimpit Ekonomi, Mahasiswi di Palopo Nekat Edarkan Uang Palsu Hasil Cetakan Printer
Kasus peredaran uang palsu kembali mencoreng dunia pendidikan. Seorang mahasiswi berinisial ST (19) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, ditengarai menjadi pelaku utama dalam kasus ini. Motif di balik tindakan nekatnya tersebut adalah himpitan ekonomi yang mendera.
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Sahrir, ST mengaku mencetak sendiri uang palsu tersebut menggunakan printer di rumahnya. Uang palsu itu kemudian ia gunakan untuk berbelanja di warung-warung kecil di sekitar tempat tinggalnya. "Pelaku mengaku terdesak masalah ekonomi. Ia kebingungan mencari uang untuk membayar sesuatu, sehingga nekat mencetak uang palsu sendiri," jelas Iptu Sahrir.
Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan seorang pemilik warung bernama Azis Padeng. Azis curiga dengan uang pecahan Rp 100.000 yang diterimanya dari ST saat membeli tisu. Kecurigaan itu terbukti setelah Azis memeriksa uang tersebut lebih teliti. Ia menyadari bahwa uang itu palsu dan segera melaporkannya ke polisi.
"Awalnya, ST membeli tisu seharga Rp 13.000 di warung Rezky dengan menggunakan uang palsu pecahan Rp 100.000 dan menerima kembalian Rp 87.000," terang Sahrir. Ironisnya, ST kembali mendatangi warung yang sama dengan membawa uang palsu pecahan Rp 100.000. Kali ini, ia meminta pemilik warung untuk menukarkan uang tersebut dengan pecahan Rp 50.000.
Polisi telah mengamankan barang bukti berupa dua lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 hasil cetakan ST. Meski demikian, ST tidak ditahan karena ada jaminan dari orang tuanya. "Orang tua dan keluarga pelaku bersedia menjamin, sehingga yang bersangkutan tidak kami tahan," imbuh Sahrir.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama saat menerima uang tunai. Penting untuk memeriksa keaslian uang dengan seksama guna menghindari menjadi korban peredaran uang palsu. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan indikasi adanya peredaran uang palsu di lingkungan sekitar.