Aktivis Pro-Palestina Dideportasi Israel: Greta Thunberg Kembali ke Eropa, Beberapa Menolak
Israel Deportasi Aktivis Pro-Palestina Usai Cegat Kapal Bantuan ke Gaza
Pemerintah Israel mulai mendeportasi sejumlah aktivis pro-Palestina, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, setelah kapal yang mereka tumpangi dicegat oleh pasukan Israel di perairan Mediterania. Kapal tersebut membawa bantuan yang rencananya akan disalurkan ke Gaza.
Thunberg dilaporkan telah meninggalkan Tel Aviv pada hari Selasa dengan penerbangan menuju Prancis, sebelum melanjutkan perjalanan ke Swedia. Keberangkatannya ini dilakukan setelah ia menyetujui proses deportasi yang diajukan oleh pemerintah Israel.
Namun, tidak semua aktivis menerima keputusan tersebut. Beberapa aktivis asal Prancis menolak menandatangani perintah deportasi dan akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan Israel untuk proses lebih lanjut. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa tindakan ini sesuai dengan hukum yang berlaku di negara tersebut.
Kapal layar bernama Madleen, yang membawa para aktivis, dicegat ketika mereka berupaya mengirimkan bantuan yang disebut sebagai "simbolis" ke Gaza. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap blokade laut Israel yang dinilai menyebabkan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Kronologi dan Reaksi Internasional
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan bahwa para aktivis telah dipindahkan ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv setelah tiba di pelabuhan Ashdod. Foto Thunberg yang duduk di dalam pesawat juga dipublikasikan.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, mengkonfirmasi penangkapan enam warga negara Prancis oleh otoritas Israel. Ia menyatakan bahwa satu orang telah setuju untuk kembali secara sukarela, sementara lima lainnya akan menjalani proses deportasi paksa. Di antara mereka terdapat anggota Parlemen Eropa, Rima Hassan, dan jurnalis Al Jazeera, Omar Faiad.
Selain warga negara Prancis dan Swedia, kapal Madleen juga membawa aktivis dari berbagai negara lain, termasuk Brasil, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Turki.
Freedom Flotilla Coalition (FFC), kelompok aktivis yang mengoperasikan kapal tersebut, mengecam tindakan Israel dan menuntut pembebasan segera para relawan serta pengembalian bantuan yang disita. Mereka berpendapat bahwa penahanan ini melanggar hukum internasional.
FFC menyatakan bahwa Madleen membawa berbagai kebutuhan mendesak seperti susu formula bayi, makanan, dan obat-obatan. Kapal tersebut berlayar dari Italia pada tanggal 1 Juni dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi kelaparan di Gaza dan menyalurkan bantuan.
Israel berdalih bahwa blokade di Gaza diperlukan untuk mencegah masuknya senjata ke kelompok Hamas yang berkuasa di wilayah tersebut.
Tuduhan Penculikan dan Seruan Perlindungan
Thunberg dan aktivis lainnya mengklaim bahwa mereka "diculik" oleh pasukan Israel. Kementerian Luar Negeri Palestina telah menyerukan perlindungan atas keselamatan para aktivis, sementara seorang pejabat PBB meminta agar lebih banyak kapal dikerahkan untuk membawa bantuan ke Gaza.
FFC juga menuduh bahwa kapal lain bernama Conscience, yang juga akan menuju Gaza, diserang oleh pesawat tanpa awak milik Israel di perairan internasional pada bulan Mei lalu. Israel menyatakan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.
Tujuan Misi Kemanusiaan
Lebih dari dua juta orang di Gaza menghadapi risiko kelaparan akibat konflik yang berkepanjangan. PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya telah memperingatkan tentang kondisi yang memprihatinkan di wilayah tersebut.
Israel baru-baru ini mengizinkan pengiriman bantuan dalam jumlah terbatas ke Gaza setelah memberlakukan blokade darat selama berbulan-bulan. Namun, proses distribusi bantuan menjadi sorotan karena laporan tentang insiden kekerasan dan jatuhnya korban jiwa.
FFC sendiri menggambarkan diri mereka sebagai gerakan solidaritas akar rumput yang bertujuan untuk mengakhiri blokade ilegal Israel terhadap Gaza. Mereka bekerja dengan mitra masyarakat sipil dan mengklaim tidak berafiliasi dengan partai politik atau pemerintah mana pun.
Kapal Madleen, yang dinamai dari nama seorang nelayan Gaza, membawa bantuan simbolis seperti beras dan susu formula bayi. Namun, Israel mengecilkan arti penting bantuan tersebut dengan menyebutnya hanya "kurang dari satu truk penuh bantuan".
Daftar Penumpang Kapal Madleen:
Berikut adalah daftar beberapa penumpang kapal Madleen:
- Greta Thunberg (Swedia)
- Rima Hassan (Prancis)
- Yasemin Acar (Jerman)
- Thiago Avila (Brasil)
- Yanis Mhamdi (Prancis)
- Omar Faiad (Prancis)
- Sergio Toribio (Spanyol)