Sentimen Global Warnai Perdagangan: IHSG Terkoreksi Tipis, Rupiah Bergerak Menguat
markdown Pasar saham Indonesia memulai perdagangan hari ini dengan sedikit koreksi, sementara nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal penguatan terbatas di tengah optimisme pasar terhadap perkembangan ekonomi global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal sesi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat mengalami penurunan tipis. Pada saat yang bersamaan, mata uang Garuda menunjukkan tren positif di pasar spot.
Data dari RTI menunjukkan bahwa pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada di posisi 7.208,90, mengalami penurunan sebesar 21,84 poin atau 0,30 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 7.230,74. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor dalam merespons berbagai sentimen yang memengaruhi pasar.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa ekspektasi pasar tertuju pada pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang membahas isu-isu ekonomi krusial. Pertemuan ini menjadi perhatian utama pelaku pasar, yang berharap akan ada solusi konstruktif untuk mengatasi tantangan ekonomi global.
Menurut Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, jalannya pertemuan tersebut menunjukkan indikasi positif, yang semakin memperkuat harapan pasar terhadap hasil yang memuaskan. China saat ini menghadapi peningkatan permintaan eksternal di sektor industri, yang kontras dengan penurunan permintaan domestik.
"Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan level support dan resistance di 7.120–7.30," ujar Maximilianus dalam analisisnya.
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mencatat bahwa IHSG telah berhasil menembus level resisten di 7.216, membuka peluang untuk kelanjutan tren positif. Skenario ini akan tetap berlaku selama IHSG tidak terkoreksi di bawah level 7.083.
"Level support IHSG berada di 7.083, 6.994, 6.929, dan 6.811, sementara level resistennya di 7.261, 7.345, dan 7.444. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral," jelas Ivan.
Di kawasan Asia, mayoritas bursa saham dibuka dengan tren positif. Strait Times mengalami penurunan sebesar 0,45 persen (17,55 poin) di level 3.916,25, sementara Shanghai Composite naik 0,66 persen (22,29 poin) di level 3.407,11. Nikkei juga menunjukkan kenaikan sebesar 0,48 persen (183,5 poin) di level 38.395,0, dan Hang Seng naik 0,62 persen (150,09 poin) di level 24.312,96.
Rupiah Menguat Tipis
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini tercatat menguat. Data Bloomberg menunjukkan bahwa pada pukul 09.09 WIB, rupiah berada di level Rp 16.271,5 per dollar AS, menguat 3,5 poin atau 0,02 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp 16.275 per dollar AS.
Lukman Leong, Analis Mata Uang dari Doo Financial Futures, memperkirakan bahwa rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dollar AS. Penguatan dollar AS dipicu oleh antisipasi investor terhadap hasil positif dari pembicaraan tarif antara China dan AS.
Di sisi lain, Lukman menambahkan bahwa aliran modal asing di pasar modal terus mendukung rupiah dari pelemahan, mengingat dollar AS cukup kuat dalam beberapa pekan terakhir karena antisipasi trade talk China-AS.
"Range pergerakan rupiah hari ini 16.200-16.300," pungkasnya.