Waspada Modus Penipuan Jual Beli Kendaraan Bekas di Media Sosial

Maraknya transaksi jual beli kendaraan bekas melalui platform media sosial, khususnya Facebook, membuka celah bagi tindak penipuan. Minimnya pengawasan dan verifikasi yang ketat, berbeda dengan platform e-commerce, menjadikan media sosial lahan subur bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk melancarkan aksinya.

Seorang pedagang mobil bekas bernama Rama, mengungkapkan bahwa Facebook menjadi platform populer untuk transaksi jual beli kendaraan. Namun, ia mengingatkan agar pengguna lebih waspada karena tidak semua informasi yang beredar dapat dipercaya.

"Facebook itu memang ramai, tapi campur aduk. Dari sekian banyak informasi, mungkin hanya sebagian kecil yang benar. Penipuan masih marak terjadi, terutama melalui iklan mobil," ungkap Rama. Ia bahkan pernah menangani kasus di mana korban penipuan datang langsung ke tempatnya setelah tertipu.

Modus Penipuan yang Sering Terjadi:

  • Penggunaan Foto Kendaraan Orang Lain: Penipu kerap menggunakan foto kendaraan milik orang lain dan memasangnya pada iklan palsu dengan harga yang sangat menarik. Tujuannya adalah untuk memikat calon pembeli.
  • Permintaan Uang Muka (DP): Setelah calon pembeli tertarik, penipu akan meminta uang muka sebagai tanda jadi. Begitu uang ditransfer, penipu akan menghilang dan memblokir kontak korban.
  • Iklan Palsu dengan Lokasi Berbeda: Rama juga menemukan kasus iklan motor dengan foto yang sama persis, namun penjualnya berasal dari lokasi yang berbeda. Ini menjadi indikasi kuat adanya penipuan.

Perbedaan dengan E-commerce:

Perlu diingat bahwa media sosial berbeda dengan platform e-commerce yang memiliki sistem keamanan yang lebih terstruktur. E-commerce biasanya dilengkapi dengan verifikasi penjual, rekam jejak transaksi, dan metode pembayaran yang aman.

Imbauan untuk Masyarakat:

Rama mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat melakukan transaksi jual beli secara daring, terutama melalui media sosial. Tawaran harga yang terlalu murah seharusnya menjadi sinyal peringatan. Meskipun demikian, masih banyak orang yang menjadi korban penipuan karena tergiur dengan harga murah dan langsung memberikan uang muka.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan bekas melalui media sosial, pastikan untuk melakukan verifikasi yang cermat dan berhati-hati terhadap tawaran yang terlalu menggiurkan. Lebih baik melakukan pengecekan langsung terhadap kendaraan dan penjual untuk menghindari risiko menjadi korban penipuan.