Greta Thunberg Tiba di Paris Usai Insiden Pencegatan Kapal Bantuan Gaza oleh Israel
Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, telah tiba di Paris, Prancis, setelah mengalami insiden pencegatan kapal bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza oleh pasukan Israel. Thunberg, bersama dengan sejumlah aktivis lainnya, sempat ditahan terkait upaya mereka untuk mengirimkan bantuan melalui kapal bernama Madleen.
Menurut laporan, Thunberg tiba di Bandara Charles de Gaulle, Paris, pada hari Selasa. Setibanya di Paris, Thunberg menyampaikan pernyataan terkait insiden yang dialaminya. Ia mengecam tindakan pasukan Israel yang disebutnya melakukan penyerangan dan penahanan ilegal terhadap dirinya dan rekan-rekannya. Thunberg menjelaskan bahwa mereka berupaya mengirimkan bantuan ke Gaza melalui jalur laut dengan menggunakan kapal kemanusiaan.
"Mereka menyerang dan menculik secara ilegal," tegas Thunberg.
Aktivis tersebut juga menyatakan bahwa dirinya dan rekan-rekannya tidak melakukan pelanggaran hukum apa pun. Ia mendesak pembebasan segera para aktivis lain yang masih ditahan di Israel.
"Saya sangat jelas dalam kesaksian saya bahwa kami diculik di perairan internasional dan dibawa ke Israel tanpa keinginan kami," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel merilis foto-foto yang menampilkan Thunberg berada di dalam pesawat sebelum keberangkatannya. Namun, tidak ada penjelasan resmi mengapa Thunberg diterbangkan ke Prancis, dan bukan ke negara asalnya, Swedia.
Pihak berwenang Israel menyatakan bahwa Thunberg dan aktivis lainnya yang ditahan di atas kapal yang berlayar menuju Gaza telah dibawa ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv untuk dideportasi. Kapal Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, membawa bantuan kemanusiaan simbolis untuk Jalur Gaza. Kapal tersebut dicegat oleh pasukan Angkatan Laut Israel sebelum mencapai wilayah Palestina.
Kapal yang berangkat dari Italia pada tanggal 1 Juni tersebut dicegat di perairan internasional dekat Jalur Gaza dan dialihkan ke pelabuhan Ashdod, Israel. Israel menyebut kapal Madleen sebagai "selfie yacht" dan para aktivis di dalamnya sebagai "selebriti".
"Para penumpang 'Selfie Yacht' telah tiba di bandara Ben Gurion untuk meninggalkan Israel dan kembali ke negara asal mereka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.
"Mereka yang menolak untuk menandatangani dokumen deportasi dan meninggalkan Israel akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan," lanjut pernyataan tersebut.
Freedom Flotilla Coalition menyatakan bahwa 12 aktivis di kapal Madleen sedang diproses untuk dipindahkan ke tahanan otoritas Israel dan kemungkinan diizinkan terbang meninggalkan Tel Aviv secepatnya malam itu. Di antara para aktivis tersebut, terdapat Thunberg, seorang anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan, serta dua jurnalis, Omar Fayyad dari Al Jazeera dan Yanis Mhamdi dari publikasi online Blast.