Mentan Amran Sulaiman Soroti Data Produksi Tebu di Lumajang, Minta Akurasi Ditingkatkan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan koreksi terhadap laporan produksi tebu di perkebunan tebu milik Pabrik Gula (PG) Jatiroto, Lumajang. Hal ini terjadi saat kunjungan kerja Mentan Amran ke area perkebunan tersebut.
Dalam kesempatan itu, jajaran direksi PG Jatiroto memaparkan bahwa varietas tebu Bulu Lawang mampu menghasilkan 256 ton per hektare. Namun, Mentan Amran segera mengoreksi data tersebut. Berdasarkan pengamatannya, tebu unggulan yang ditanam di kebun KSO Lumajang Raya hanya mampu menghasilkan sekitar 120 hingga 150 ton per hektare.
Mentan Amran menekankan pentingnya akurasi data dalam laporan produksi. Ia mengingatkan agar kesalahan serupa tidak terulang, karena dapat mempengaruhi perhitungan pemerintah dalam upaya mewujudkan swasembada gula dan ketahanan energi nasional.
Tidak hanya soal hasil produksi, Mentan Amran juga mengoreksi laporan mengenai jumlah batang tebu per meter. Laporan awal menyebutkan ada 14 batang tebu per meter, namun setelah dilakukan pengecekan langsung, jumlahnya hanya sekitar 10 batang per meter.
Mentan Amran mengimbau seluruh direksi perusahaan BUMN dan pejabat terkait di Kementerian Pertanian untuk lebih berhati-hati dalam menyajikan data. Ia mengakui bahwa data perkebunan bersifat dinamis, sehingga verifikasi lapangan sangat penting untuk memastikan validitasnya.
"Pengalaman saya di bidang pertanian, khususnya tebu, sudah 15 tahun. Jadi, saya sangat familiar dengan kondisi di lapangan. Data 14,6 batang per meter itu tidak benar, yang benar hanya sekitar 10 batang. Setelah diukur, hasilnya sekitar 120 ton. Setelah berdiskusi dengan mandor di lapangan, disepakati angka 150 ton. Jadi, bukan 256 ton per hektare," tegasnya.
Mentan Amran juga menyoroti produktivitas tebu secara keseluruhan. Ia mengungkapkan bahwa produksi gula saat ini masih jauh di bawah capaian pada masa kolonial Belanda. Dulu, satu hektare lahan tebu mampu menghasilkan sekitar 15 ton gula. Namun, saat ini produksi gula hanya berkisar 4 ton per hektare.
"Kita ingin mengembalikan kejayaan tebu seperti zaman Belanda, di mana 1 hektare bisa menghasilkan 15 ton gula. Sekarang hanya sekitar 4 ton per hektare. Kami sedang mengkaji penyebabnya dan terus berupaya untuk meningkatkan produksi demi mewujudkan swasembada gula," pungkasnya.