SPMB Jakarta: Orang Tua Calon Siswa Keluhkan Kendala Pra-Pendaftaran Online

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jakarta masih terus bergulir. Saat ini, para calon siswa baru sedang disibukkan dengan pembuatan akun untuk pendaftaran PPDB secara daring. Untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK, calon siswa diharuskan untuk melakukan pra-pendaftaran melalui situs Sidanira Jakarta. Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus bagi semua orang tua.

Beberapa orang tua calon siswa baru mengalami berbagai kendala teknis selama proses pra-pendaftaran. Masalah ini perlu segera diatasi mengingat batas waktu pra-pendaftaran PPDB Jakarta akan berakhir pada Rabu, 12 Juni 2025. Berikut adalah beberapa kendala yang dialami oleh orang tua calon siswa baru:

Kendala Verifikasi Akun dan Dokumen Prestasi

Salah satu kendala yang banyak dikeluhkan adalah masalah verifikasi akun Sidanira yang tak kunjung selesai. Selain itu, ada juga masalah terkait dokumen prestasi yang tidak terverifikasi.

Ibu Socky, seorang warga Pademangan, Jakarta Utara, menceritakan pengalamannya saat ingin mendaftarkan anaknya ke SMA melalui jalur prestasi. Salah satu dokumen yang diunggah, yaitu sertifikat Tahfidz, tidak kunjung terverifikasi di sistem Sidanira.

"Sebenarnya pra-pendaftaran ini kan seharusnya cukup dilakukan secara online, hanya dengan mengunggah dokumen yang diminta. Namun, ada satu dokumen prestasi akademik, yaitu sertifikat Tahfidz, yang bermasalah," jelasnya.

Setelah mengunggah dokumen, sertifikat milik anak Ibu Socky ditolak karena tidak mencantumkan jumlah juz Al-Qur'an yang telah dihafal. Padahal, sistem tidak memberikan opsi untuk menambahkan informasi tersebut secara manual saat pengajuan ulang.

"Di situ memang ada pilihan untuk mengajukan ulang, tetapi kita tidak bisa mengetik juz berapa yang kita input. Jadi kita tidak ada pilihan untuk mengetik atau menambahkan catatan. Sedangkan di sertifikat juga tidak tercantum," imbuhnya.

Setelah berkonsultasi dengan pihak terkait, Ibu Socky akhirnya mendapatkan solusi, yaitu dengan melampirkan surat keterangan prestasi dari sekolah. Kini, ia harus bergegas mengurus surat tersebut agar bisa menyelesaikan pra-pendaftaran sebelum batas waktu yang ditentukan.

Masalah Sistem yang Tak Kunjung Terverifikasi

Kendala serupa juga dialami oleh Ibu Casie, warga Bintaro, yang ingin mendaftarkan putrinya, Tiara, ke SMA di Jakarta. Tiara sebelumnya bersekolah di Pamulang, Tangerang Selatan.

Proses pra-pendaftaran yang dilakukan Tiara sejak 20 Mei lalu tak kunjung membuahkan hasil. Statusnya masih belum terverifikasi hingga saat ini, meskipun semua dokumen yang diunggah sudah lengkap dan benar.

"Dia (Tiara) sudah daftar dari tanggal 20 Mei, sedangkan deadline-nya tanggal 12. Sepertinya ada masalah dengan sistemnya," ungkap Casie.

Awalnya, Tiara disarankan untuk mendatangi posko PPDB di Cipete. Namun, setelah mencari informasi lebih lanjut, ia memutuskan untuk datang ke posko pusat PPDB di Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta.

"Alhamdulillah, tadi dibantu dan didorong dari sini (posko pusat PPDB Jakarta). Insya Allah nanti disuruh melihat sistemnya berkala, pokoknya sore sampai malam bisa (sudah terverifikasi)," ujarnya dengan lega.

Tiara pun merasa senang karena masalah pra-pendaftaran PPDB yang dialaminya akhirnya teratasi. Ia berharap bisa segera mendaftar ke SMA melalui jalur prestasi.

"Awalnya sudah grogi banget, takut ada dokumen yang salah. Tapi setelah dicek berulang kali, semua dokumen sudah benar. Sudah ditunggu berhari-hari kok belum terverifikasi juga," tutur Tiara.

"Akhirnya tanya-tanya sama teman-teman, katanya disuruh ke posko saja. Tadi disarankan poskonya di SD Cipete, tapi ternyata di sini ada yang lebih dekat di Kuningan, jadi akhirnya ke sini. Sekarang sudah lega," imbuhnya.

Pelayanan Posko Pusat PPDB Jakarta Mendapat Apresiasi

Baik Ibu Socky maupun Ibu Casie dan Tiara memberikan apresiasi terhadap pelayanan yang diberikan di posko pusat PPDB Jakarta.

Menurut Socky, pelayanan di posko pusat PPDB Jakarta berjalan lancar, aman, dan tertib. Ia juga terkejut melihat banyaknya orang tua yang datang dengan berbagai macam kendala.

"Karena ada antrean, jadi lancar. Ketika tiba, ambil nomor antrean, lalu scan barcode untuk input data. Siapa nama visitor, siapa nama calon peserta didiknya. Jadi (diisi) sambil menunggu antrean. Antrean juga lancar, tidak ricuh, dan cepat," pungkas Socky.