Lapas Banyuwangi Tingkatkan Keterampilan Warga Binaan Melalui Program Pertanian Terpadu
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mengambil langkah proaktif dalam mempersiapkan warga binaannya untuk reintegrasi sosial dengan membekali mereka dengan berbagai keterampilan praktis. Salah satu inisiatif unggulan adalah program pelatihan pertanian intensif, yang bertujuan untuk memberikan bekal keahlian yang relevan dan berkelanjutan bagi para narapidana sebelum mereka dibebaskan.
Program ini melibatkan lima warga binaan yang dipilih secara seksama berdasarkan kriteria tertentu, termasuk telah menjalani setengah masa pidana, menunjukkan perilaku yang baik, dan bersedia mengikuti program penelitian masyarakat. Kelima warga binaan tersebut, yang sebelumnya terlibat dalam berbagai kasus hukum, kini memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru di bidang pertanian.
Setiap hari, mereka bekerja keras mengelola lahan pertanian seluas dua hektar yang merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Lahan ini ditanami padi jenis Impari 32, varietas yang dipilih karena kemudahan perawatannya dan kemampuannya beradaptasi dengan kondisi tanah setempat. Pemilihan varietas padi ini juga melibatkan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi untuk memastikan hasil panen yang optimal.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada warga binaan dalam mengelola lahan pertanian secara efektif. Mereka terlibat dalam setiap tahap proses, mulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen.
"Para warga binaan bekerja keras setiap hari untuk memastikan tanaman padi tumbuh dengan baik. Mereka belajar tentang teknik pertanian modern, pengelolaan air, pengendalian hama dan penyakit, serta praktik-praktik berkelanjutan lainnya," ujar I Wayan Nurasta Wibawa.
Program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Banyuwangi ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur (Kakanwil Ditjenpas Jatim), Kadiyono. Ia menekankan pentingnya program-program seperti ini dalam memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk mengembangkan keterampilan yang berguna dan meningkatkan peluang mereka untuk sukses setelah bebas.
Kadiyono berharap program SAE di Lapas Banyuwangi dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di seluruh Indonesia. Ia juga mendorong pengembangan program-program serupa yang dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi warga binaan, petugas, dan masyarakat.
Dengan adanya program pelatihan pertanian ini, Lapas Banyuwangi tidak hanya memberikan keterampilan praktis kepada warga binaannya, tetapi juga membantu mereka membangun rasa percaya diri, tanggung jawab, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Program ini merupakan langkah penting dalam upaya reintegrasi sosial dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.