Kaitan Erat Stres dan Risiko Stroke: Memahami Pemicu dan Gejala untuk Pencegahan

Ancaman Tersembunyi: Bagaimana Stres Meningkatkan Risiko Stroke

Stres, sebuah kondisi yang lazim dialami dalam kehidupan sehari-hari, ternyata menyimpan potensi bahaya yang lebih besar dari yang diperkirakan. Studi terbaru menunjukkan adanya korelasi signifikan antara stres dan peningkatan risiko stroke. Bagaimana stres, baik yang bersifat kronis maupun akut, dapat memicu serangan stroke, dan apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai?

Mekanisme Stres Memicu Stroke

Dr. Ahmad Akbar, Sp.PD, seorang dokter penyakit dalam, menjelaskan bahwa stres dapat meningkatkan risiko stroke melalui berbagai jalur. Stres dapat memicu peningkatan tekanan darah, inflamasi, dan gangguan fungsi pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah akibat stres memengaruhi kondisi kardiovaskular, menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan berujung pada hipertensi. Stres berkepanjangan juga dapat memicu produksi hormon yang menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Jika aterosklerosis memengaruhi pembuluh darah menuju otak, risiko stroke meningkat secara signifikan.

Selain itu, stres juga memengaruhi gaya hidup seseorang. Individu yang mengalami stres cenderung kurang beraktivitas fisik, memiliki pola makan yang tidak sehat, dan kurang tidur. Penelitian yang dipublikasikan di PubMed Central pada tahun 2018 menunjukkan bahwa orang dengan tingkat stres kronis tinggi cenderung membuat pilihan gaya hidup yang kurang sehat, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, makan berlebihan, dan obesitas. Studi lain yang dipublikasikan di JAMA Network pada tahun 2022, melibatkan lebih dari 26.000 peserta, menemukan bahwa stres psikososial dalam 12 bulan terakhir dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik dan hemoragik, tanpa memandang status sosial ekonomi, pekerjaan, atau tingkat pendidikan.

Mengenali Tanda-Tanda Stres dan Stroke

Penting untuk mengenali tanda-tanda stres agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendefinisikan stres sebagai kondisi yang dirasakan saat seseorang menghadapi tantangan atau perubahan yang membutuhkan penyesuaian cepat. Tanda-tanda stres dapat muncul dalam berbagai bentuk:

  • Psikis:

    • Mudah frustrasi dan marah
    • Suasana hati berubah-ubah
    • Merasa bingung dan tidak berguna
    • Pikiran dan perasaan tidak tenang
    • Menghindar dari orang lain
    • Depresi
    • Fisik:

    • Pusing dan mual

    • Lemas
    • Diare atau sembelit
    • Gangguan tidur (insomnia)
    • Gangguan pencernaan (gastritis, usus besar, GERD)
    • Obesitas dan penyakit kardiovaskular
    • Perubahan berat badan
    • Berkeringat
    • Gairah dan kemampuan seksual menurun
    • Mulut kering dan sulit menelan
    • Telinga sering berdenging
    • Tubuh gemetar dan jantung berdebar
    • Kognitif:

    • Kesulitan fokus

    • Mudah lupa
    • Pesimis dan berpikiran negatif
    • Kesulitan mengambil keputusan
    • Perilaku:

    • Cenderung menghindar dari tanggung jawab

    • Gugup atau resah
    • Kecanduan merokok atau alkohol
    • Tidak bisa mengendalikan rasa takut dan panik
    • Tidak mampu beraktivitas sehari-hari
    • Sulit melupakan trauma
    • Sering merasa pusing dan detak jantung meningkat
    • Sulit tidur dan mengalami insomnia
    • Berpikir untuk mengakhiri hidup

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, disarankan untuk segera mencari bantuan medis dari dokter, psikiater, atau tenaga kesehatan lainnya.

Selain mengenali tanda-tanda stres, penting juga untuk mengetahui gejala stroke. Berikut adalah beberapa gejala stroke yang perlu diperhatikan:

  • Senyum tidak simetris atau condong ke satu sisi
  • Tersedak dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
  • Tiba-tiba tidak dapat berbicara, kata-katanya tidak dimengerti, dan bicara tidak nyambung
  • Kebas dan kesemutan separuh badan
  • Rabun atau pandangan satu mata kabur yang terjadi tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya
  • Gangguan fungsi keseimbangan (terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi)

Apabila mengalami kesulitan berbicara, sakit kepala hebat, atau mati rasa secara tiba-tiba, segera cari pertolongan medis. Stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa, di mana jutaan sel otak dapat mati setiap menitnya sejak serangan terjadi. Pertolongan medis yang cepat sangat penting dalam 4,5 jam pertama setelah serangan (golden period).

Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan bukan sebagai pengganti nasihat medis profesional.