Kapal Perang Korut yang Gagal Diluncurkan Dievakuasi ke Pelabuhan untuk Perbaikan Intensif
Insiden peluncuran kapal perang Korea Utara (Korut) yang mengalami kegagalan pada bulan lalu berujung pada pemindahan kapal tersebut ke area pelabuhan untuk menjalani serangkaian perbaikan. Kapal perang yang sempat terguling dan sebagian tenggelam tersebut kini telah tiba di kompleks pabrik yang khusus menangani perbaikan kapal militer Korut.
Berdasarkan laporan dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang mengandalkan analisis citra satelit terbaru, kapal perang Korut itu telah dipindahkan ke dok kering di Rajin Dockyard, yang juga dikenal sebagai Pabrik Perbaikan Kapal Rajin, pada tanggal 8 Juni. Informasi ini didapatkan dari Reuters.
Media pemerintah Korut mengumumkan pada hari Jumat (6/6) bahwa para ahli akan melakukan pemeriksaan mendalam pada bagian lambung kapal untuk mempersiapkan tahap restorasi selanjutnya. Proses restorasi ini direncanakan akan dilakukan di Rajin Dockyard selama 7 hingga 10 hari.
Kim Jong Un, Pemimpin Korut, yang secara langsung menyaksikan kegagalan peluncuran kapal perang tersebut, menggambarkan insiden tersebut sebagai "tindak kriminal". Sebagai tindak lanjut dari insiden yang terjadi pada bulan Mei, otoritas Korut menyatakan telah menahan sejumlah pejabat yang dianggap bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Kim Jong Un telah menginstruksikan agar kapal perang tersebut segera direstorasi sebelum pertemuan partai berkuasa Korut diselenggarakan pada bulan ini. Laporan CSIS juga mengungkapkan bahwa galangan kapal Rajin, yang berlokasi di dekat perbatasan Rusia, telah memproduksi sejumlah besar kapal perang Korut berukuran besar selama beberapa dekade terakhir.
"Setelah perbaikan atau restorasi selesai, kapal tersebut kemungkinan besar akan dipindahkan ke dermaga fitting out, tempat pemasangan senjata dan sistem lainnya akan dilakukan sebelum dioperasikan," demikian pernyataan dari CSIS dalam laporannya.
Kapal perang Korut tersebut sebelumnya berada dalam posisi miring dan sebagian tenggelam setelah terguling dalam seremoni peluncuran yang gagal pada bulan Mei. Menurut peneliti Amerika Serikat (AS) dan militer Korea Selatan (Korsel), kapal tersebut berhasil dikembalikan ke posisi tegak setelah insiden tersebut.
Kapal jenis penghancur seberat 5.000 ton yang diluncurkan oleh Korut pada tahun ini merupakan kapal perang terbesar yang dimiliki oleh negara tersebut. Kapal perang ini merupakan bagian dari upaya Kim Jong Un untuk meningkatkan kekuatan angkatan laut Korut dengan kapal-kapal yang mampu membawa dan meluncurkan puluhan rudal.