Gelombang PHK Melanda Sektor Perhotelan Jawa Tengah Akibat Tekanan Efisiensi
Sektor perhotelan di Jawa Tengah menghadapi tantangan berat dengan adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan. Lebih dari seribu karyawan hotel dilaporkan kehilangan pekerjaan akibat tekanan efisiensi yang berdampak pada penurunan tingkat hunian hotel. Penasihat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Benk Mintosih, mengungkapkan bahwa PHK telah meluas dan sulit dihitung jumlah pastinya, mempengaruhi hampir seluruh hotel di provinsi tersebut.
"Jumlahnya sudah sangat banyak, terutama bagi hotel yang memiliki fasilitas ruang pertemuan," ujar Benk, menggambarkan dampak yang paling dirasakan oleh hotel-hotel yang mengandalkan kegiatan Meetings, Incentives, Convention, and Exhibitions (MICE). Penurunan drastis dalam kegiatan MICE, yang biasanya menghasilkan pendapatan signifikan bagi hotel melalui paket lengkap yang mencakup kamar, ruang rapat, dan layanan restoran, tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh wisatawan individu yang cenderung hanya menggunakan fasilitas kamar.
Situasi diperburuk dengan penghentian penggunaan tenaga kerja harian oleh hampir semua hotel di Jawa Tengah. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan pendapatan yang memaksa manajemen hotel untuk melakukan penghematan di segala lini. Beberapa hotel, meskipun enggan melakukan PHK secara langsung, terpaksa menerapkan kebijakan merumahkan karyawan secara bergilir.
Benk Mintosih menekankan perlunya dukungan dari pemerintah untuk sektor perhotelan yang tengah berjuang. Ia menyerukan tindakan nyata untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan relaksasi bagi industri perhotelan agar dapat bertahan di tengah kondisi yang sulit.
Di sisi lain, pemerintah pusat telah memberikan sinyal positif dengan memperbolehkan pemerintah daerah untuk kembali mengadakan kegiatan di hotel dan restoran, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan pernyataan ini sebagai bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan menghidupkan kembali sektor perhotelan yang sempat terpuruk.