GOTO Tanggapi Rumor Merger dengan Grab: Pilih Bungkam Soal Spekulasi Pasar

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali merespon spekulasi yang beredar terkait potensi merger dengan perusahaan ride-hailing asal Singapura, Grab. Rumor mengenai potensi penggabungan dua raksasa teknologi ini kembali mencuat, memicu berbagai reaksi di kalangan investor dan pengamat industri.

Menanggapi pertanyaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait kebenaran isu tersebut, Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani, menyatakan bahwa perusahaan tidak dapat memberikan komentar apapun mengenai spekulasi yang tengah berkembang di pasar. Pernyataan ini disampaikan melalui keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

"Pada dasarnya, Perseroan tidak dapat memberikan komentar terhadap spekulasi yang beredar di pasar," tegas Koesoemohadiani. "Sampai dengan tanggal keterbukaan ini, tidak ada perubahan informasi terkait dengan Perseroan, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Perseroan pada tanggal 4 Februari 2025, 19 Maret 2025 dan 8 Mei 2025."

Pernyataan ini mengulang sikap GOTO sebelumnya yang cenderung hati-hati dalam menanggapi rumor merger. Meskipun tidak membantah secara tegas, GOTO juga tidak mengkonfirmasi adanya pembicaraan serius dengan Grab.

Sebelumnya, pada bulan Mei, GOTO mengakui bahwa perusahaan telah menerima berbagai penawaran dari pihak lain. Namun, manajemen GOTO tidak mengungkapkan identitas pihak-pihak yang berminat tersebut. Koesoemohadiani menjelaskan bahwa Direksi perusahaan memiliki kewajiban untuk menjajaki dan mengevaluasi setiap penawaran yang masuk secara cermat dan hati-hati, dengan tujuan memaksimalkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.

Isu merger antara GOTO dan Grab kembali mencuat setelah Bloomberg melaporkan bahwa Danantara, sebuah perusahaan investasi, sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di entitas gabungan hasil merger antara GOTO dan Grab. Danantara dikabarkan berada dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi saham minoritas di perusahaan hasil merger tersebut. Langkah ini diyakini sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran pemerintah terkait potensi monopoli yang mungkin timbul setelah merger terjadi.

Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Grab menargetkan kesepakatan merger dapat dicapai pada kuartal II 2025, dengan valuasi GOTO diperkirakan mencapai US$ 7 miliar atau setara dengan Rp 114 triliun. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari kedua belah pihak mengenai rencana merger tersebut.