PBNU Mengutuk Keras Video AI Kontroversial yang Mengolok-olok Konsep Neraka

Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), baru-baru ini menyampaikan kecaman keras terhadap serangkaian video yang beredar di platform YouTube. Video-video tersebut, yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), menggambarkan adegan yang diklaim sebagai "hari pertama di neraka" dan "hari kedua di neraka".

Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi, yang akrab disapa Gus Fahrur, mengungkapkan kekecewaannya atas konten yang dianggap merendahkan konsep surga dan neraka yang sakral bagi banyak agama. Beliau menegaskan bahwa pembuatan konten semacam itu tidak hanya tidak etis, tetapi juga berpotensi menyinggung perasaan umat beragama.

"Tidak diperkenankan membuat konten yang sifatnya melecehkan atau menertawakan surga dan neraka. Bahkan jika konten tersebut menunjukkan ketidakpercayaan atau merendahkan keberadaan neraka, itu dapat dikategorikan sebagai tindakan murtad dan dosa besar," ujar Gus Fahrur kepada awak media.

Gus Fahrur menekankan bahwa keyakinan terhadap surga dan neraka adalah bagian integral dari keimanan yang diajarkan oleh berbagai agama di dunia. Mengolok-olok atau merendahkan keyakinan ini sama saja dengan menyerang fondasi kepercayaan agama.

Video yang menjadi sorotan menampilkan visualisasi neraka yang dibuat menggunakan teknologi AI. Dalam salah satu video, terlihat seorang pria berada di dalam "sungai" yang menyerupai aliran api, dengan latar belakang kobaran api yang dahsyat. Video lainnya menampilkan seorang pria yang merekam dirinya sendiri (vlog) dengan latar belakang serupa, seolah-olah sedang menikmati suasana di neraka.

Salah satu adegan yang paling kontroversial adalah ketika seorang pria dalam video tersebut menyatakan sedang "berlibur" dan "mandi lava", sambil memuji panasnya lava. Adegan ini dianggap sangat tidak pantas dan merendahkan penderitaan yang diasosiasikan dengan neraka.

Konten video tersebut telah memicu perdebatan sengit di media sosial, dengan banyak pengguna internet yang mengecam konten kreator atas tindakan yang dianggap tidak sensitif dan menghina agama. PBNU berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi para konten kreator untuk lebih berhati-hati dalam membuat konten yang berhubungan dengan agama dan keyakinan spiritual.