Studi SETARA Institute Ungkap Peta Toleransi Kota-Kota di Indonesia: Salatiga Puncaki Daftar
SETARA Institute baru-baru ini mempublikasikan hasil studi komprehensif mengenai tingkat toleransi di berbagai kota di Indonesia. Studi yang diberi nama Indeks Kota Toleran (IKT) ini memberikan gambaran detail tentang bagaimana kinerja pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi.
IKT mengadopsi metodologi yang dikembangkan oleh Brian J. Grim dan Roger Finke (2006), yang umumnya digunakan untuk mengukur kebebasan beragama dan tingkat toleransi di suatu negara. Metode ini menitikberatkan pada tiga indikator utama, yaitu:
- Favoritisme pemerintah terhadap kelompok agama tertentu.
- Peraturan pemerintah yang membatasi kebebasan beragama.
- Regulasi sosial yang menghambat kebebasan beragama.
Menurut SETARA Institute, kota yang toleran adalah kota yang memiliki visi pembangunan inklusif, regulasi yang mendukung praktik toleransi, kepemimpinan yang progresif, tingkat intoleransi yang rendah, serta upaya berkelanjutan dalam mengelola keberagaman sosial.
Hasil Studi IKT: Kota-Kota dengan Tingkat Toleransi Tertinggi
Studi IKT memeringkat kota-kota berdasarkan skor toleransi. Berikut adalah daftar 10 kota dengan skor toleransi tertinggi di Indonesia:
- Salatiga, Jawa Tengah (skor: 6,554)
- Singkawang, Kalimantan Barat (skor: 6,420)
- Semarang, Jawa Tengah (skor: 6,356)
- Magelang, Jawa Tengah (skor: 6,248)
- Pematang Siantar, Sumatera Utara (skor: 6,115)
- Sukabumi, Jawa Barat (skor: 5,968)
- Bekasi, Jawa Barat (skor: 5,939)
- Kediri, Jawa Timur (skor: 5,925)
- Manado, Sulawesi Utara (skor: 5,912)
- Kupang, Nusa Tenggara Timur (skor: 5,853)
Kota-Kota dengan Tingkat Toleransi Terendah
Sebaliknya, studi ini juga mengidentifikasi kota-kota dengan skor toleransi terendah, yaitu:
- Pare Pare, Sulawesi Selatan (skor: 3,945)
- Cilegon, Banten (skor: 3,994)
- Lhokseumawe, Aceh Utara (skor: 4,140)
- Banda Aceh (skor: 4,202)
- Pekanbaru, Riau (skor: 4,320)
- Bandar Lampung (skor: 4,357)
- Makassar, Sulawesi Selatan (skor: 4,363)
- Ternate, Maluku Utara (skor: 4,370)
- Sabang, Aceh (skor: 4,377)
- Pagar Alam, Sumatera Selatan (skor: 4,381)
Indikator Penilaian IKT
SETARA Institute menggunakan delapan indikator utama dalam menilai tingkat toleransi suatu kota. Studi ini melibatkan 94 kota di Indonesia. Kota-kota administrasi seperti Jakarta tidak termasuk dalam survei. Berikut adalah delapan indikator penilaian yang digunakan:
- Regulasi Pemerintah Kota:
- Rencana pembangunan (RPJMD) dan produk hukum pendukung.
- Kebijakan pemerintah kota terkait isu toleransi (promotif dan diskriminatif).
- Regulasi Sosial:
- Peristiwa intoleransi.
- Dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi.
- Tindakan Pemerintah:
- Pernyataan pejabat kunci tentang isu toleransi.
- Tindakan nyata terkait isu toleransi.
- Demografi Sosio-Keagamaan:
- Heterogenitas keagamaan penduduk.
- Inklusi sosial keagamaan.
Studi IKT ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam meningkatkan toleransi dan keberagaman di Indonesia.