Penumpang Bus Rosalia Indah Keluhkan Serangan Kecoa dan Lambatnya Respons
Seorang penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) milik PO Rosalia Indah baru-baru ini menyampaikan pengalaman kurang menyenangkan terkait kebersihan bus yang ia tumpangi. Denny Martin, nama penumpang tersebut, mengungkapkan bahwa bus yang ia gunakan dipenuhi oleh kecoa, dan ia merasa kecewa dengan respons yang diberikan oleh kru bus.
Kejadian ini bermula ketika Denny melakukan perjalanan dari Bekasi menuju Yogyakarta pada tanggal 25 Mei lalu. Awalnya, perjalanan berjalan lancar, namun di tengah perjalanan, ia menyadari adanya sejumlah besar kecoa di dalam bus. Denny segera melaporkan temuan ini kepada pramugara yang bertugas. Alih-alih mengambil tindakan yang memadai, pramugara tersebut hanya mengambil beberapa kecoa dengan tangan kosong.
Merasa tidak puas dengan respons tersebut, Denny meminta pramugara untuk menyampaikan keluhannya ke pihak Rosalia Indah di Subang, tempat bus akan berhenti untuk makan malam. Ia bahkan menawarkan untuk membayar semprotan anti kecoa jika diperlukan. Namun, permintaannya tidak diindahkan. Pramugara menyatakan bahwa tidak ada semprotan anti kecoa yang tersedia. Denny kemudian mencoba menghubungi layanan pelanggan Rosalia Indah, tetapi tidak mendapat respons.
Upaya Denny untuk mendapatkan solusi juga dilakukan dengan menyampaikan keluhannya kepada sopir bus, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya, saat bus berhenti di rest area Subang, Denny mendatangi loket Rosalia Indah untuk menyampaikan keluhannya secara langsung. Petugas di loket menyarankan Denny untuk makan malam terlebih dahulu. Setelah makan malam, Denny kembali ke loket dan kembali menyampaikan keluhannya. Namun, petugas loket hanya berjanji akan membuat laporan dan melakukan pembersihan setelah tiba di Yogyakarta. Denny merasa bahwa solusi tersebut tidak efektif karena ia menginginkan tindakan segera.
Karena tidak ada solusi yang memuaskan, Denny memutuskan untuk meminta ganti bus. Namun, satu-satunya bus yang tersedia saat itu adalah bus tujuan Solo kelas Eksekutif Plus. Meskipun harga tiket bus kelas Super Eksekutif yang semula ia pesan lebih murah, Denny terpaksa memilih bus tersebut daripada melanjutkan perjalanan dengan bus yang dipenuhi kecoa. Sesampainya di Solo, Denny harus membeli tiket sambungan ke Yogyakarta, tujuan akhirnya.
Denny juga telah membuat laporan resmi melalui WhatsApp ke layanan pelanggan Rosalia Indah, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan. Ia menegaskan bahwa masalah ini tidak akan selesai hanya dengan memberikan kompensasi berupa selisih harga tiket antara kelas Super Top dan Eksekutif Plus. Denny merasa kecewa karena setibanya di Solo, ia hanya menerima selisih biaya tiket tanpa adanya permintaan maaf.
Denny mengungkapkan bahwa tujuan ia mengunggah keluhannya di media sosial bukan untuk mencari sensasi, melainkan karena pihak Rosalia Indah tidak memberikan respons yang memadai. Ia berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi Rosalia Indah untuk meningkatkan standar kebersihan bus dan memberikan respons yang lebih baik terhadap keluhan pelanggan. Denny menekankan bahwa ia menginginkan laporan tindak lanjut atas keluhannya, peningkatan standar kebersihan, dan permintaan maaf dari pihak PO Rosalia Indah.