Warisan Trisakti Bung Karno: Relevansi di Era Modern
Setiap tanggal 6 Juni, bangsa Indonesia memperingati hari kelahiran Ir. Soekarno, proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia. Lebih dari sekadar tokoh sejarah, Soekarno adalah seorang visioner yang menggagas Trisakti, sebuah konsep fundamental untuk membangun bangsa yang kuat dan mandiri. Trisakti bukan hanya rangkaian kata, melainkan cetak biru untuk mencapai kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian dalam kebudayaan.
Namun, di tengah peringatan hari lahirnya, muncul pertanyaan mendasar: sejauh mana Trisakti diimplementasikan dalam realitas Indonesia saat ini? Apakah cita-cita Soekarno tentang bangsa yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian telah terwujud sepenuhnya?
Menguji Kedaulatan Politik
Soekarno menekankan kedaulatan politik sebagai fondasi utama. Bangsa Indonesia harus mampu menentukan nasibnya sendiri, tanpa intervensi atau tekanan dari kekuatan asing. Kedaulatan politik berarti memiliki kemandirian dalam menentukan kebijakan luar negeri, melindungi kepentingan nasional, dan menolak segala bentuk dominasi.
Namun, dalam era globalisasi ini, kedaulatan politik seringkali tergerus oleh kepentingan ekonomi dan politik global. Keputusan-keputusan strategis negara kerap dipengaruhi oleh tekanan internasional, perjanjian perdagangan bebas, dan kepentingan korporasi multinasional. Diplomasi Indonesia terkadang terlihat lebih reaktif daripada proaktif, lebih mengikuti arus daripada menciptakan inisiatif sendiri.
Membangun Kemandirian Ekonomi
Berdikari dalam ekonomi adalah pilar kedua Trisakti. Soekarno menginginkan Indonesia memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, tanpa bergantung pada bantuan atau pinjaman asing. Kemandirian ekonomi dicapai melalui industrialisasi nasional, penguasaan teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan ekonomi kerakyatan.
Realitasnya, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Ketergantungan pada impor, utang luar negeri yang menumpuk, dan eksploitasi sumber daya alam oleh asing masih menjadi masalah krusial. Sektor industri strategis belum berkembang optimal, sementara ekonomi kerakyatan masih berjuang untuk bersaing dengan kekuatan modal besar.
Berikut adalah point penting untuk membangun kemandirian ekonomi:
- Mendorong hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
- Meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan teknologi.
- Memperkuat koperasi dan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.
- Menciptakan lapangan kerja yang layak dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Memperkuat Kepribadian Kebudayaan
Berkepribadian dalam kebudayaan adalah aspek penting lainnya dari Trisakti. Soekarno ingin bangsa Indonesia memiliki identitas budaya yang kuat, berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan tradisi bangsa. Kepribadian budaya bukan berarti menutup diri dari pengaruh asing, tetapi memiliki kemampuan untuk menyaring dan mengadopsi budaya asing yang sesuai dengan jati diri bangsa.
Namun, globalisasi budaya telah membawa tantangan tersendiri bagi kepribadian budaya Indonesia. Arus informasi dan budaya asing yang deras dapat menggerus nilai-nilai tradisional dan identitas lokal. Generasi muda cenderung lebih mengenal budaya populer asing daripada budaya sendiri. Bahasa daerah semakin jarang digunakan, dan kesenian tradisional kurang diminati.
Untuk memperkuat kepribadian budaya, diperlukan upaya serius untuk:
- Melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya tradisional.
- Meningkatkan apresiasi terhadap sejarah dan nilai-nilai perjuangan bangsa.
- Memperkuat pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.
- Mendorong kreativitas dan inovasi dalam bidang seni dan budaya.
Relevansi Trisakti di Era Modern
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, Trisakti tetap relevan sebagai panduan untuk membangun bangsa yang kuat dan berdaya saing. Kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian budaya adalah tiga pilar yang saling terkait dan harus diperkuat secara bersamaan.
Momentum peringatan hari lahir Soekarno harus menjadi refleksi bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mengimplementasikan Trisakti secara nyata dalam setiap aspek kehidupan. Hanya dengan menghidupkan kembali semangat Trisakti, Indonesia dapat mencapai cita-cita kemerdekaan yang sejati dan menjadi bangsa yang disegani di dunia.