Pengiriman Pesawat Boeing ke China Kembali Berlanjut di Tengah Pelonggaran Ketegangan Tarif

Boeing Kembali Kirimkan Pesawat ke China Setelah Jeda Akibat Perang Tarif

Pengiriman pesawat Boeing 737 MAX ke China kembali dilanjutkan pada Senin (9/6), menandakan pemulihan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China di sektor penerbangan. Pengiriman ini sempat terhenti pada bulan April lalu sebagai dampak dari eskalasi perang tarif antara kedua negara.

Sebelumnya, Boeing menghentikan sementara pengiriman pesawat baru ke China setelah kedua negara saling menaikkan tarif impor. Namun, perusahaan manufaktur pesawat asal AS ini mengindikasikan pada akhir Mei bahwa pengiriman akan kembali dilanjutkan pada bulan Juni, seiring dengan adanya pelonggaran tarif selama periode 90 hari.

Pesawat yang telah dicat dengan livery Xiamen Airlines itu mendarat di pusat penyelesaian Boeing di Zhoushan. Penerbangan ini dimulai dari Seattle pada hari Sabtu, dengan pemberhentian untuk pengisian bahan bakar di Hawaii dan Guam sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Pasifik.

Data dari aplikasi pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa pesawat tersebut awalnya terbang ke Zhoushan pada bulan Maret. Namun, pesawat itu kemudian kembali ke AS pada pertengahan April ketika maskapai penerbangan China menghentikan penerimaan pesawat Boeing yang baru.

Hingga saat ini, Boeing, Xiamen Airlines, dan regulator penerbangan China, CAAC (Civil Aviation Authority of China), belum memberikan komentar resmi terkait kelanjutan pengiriman ini. China sendiri merupakan pasar yang sangat penting bagi Boeing, dengan menyumbang sekitar 10% dari total pesanan komersial yang masih dalam daftar tunggu.

Delegasi dari China dan AS dijadwalkan bertemu di London pada hari Senin (9/6) untuk membahas kesepakatan perdagangan lebih lanjut. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa setidaknya tiga unit Boeing 737 MAX telah dikembalikan oleh Boeing ke AS dari Zhoushan pada bulan April sebelum dapat dikirimkan ke maskapai penerbangan di China.

Boeing sebelumnya menyatakan bahwa pelanggan mereka di China tidak dapat menerima pengiriman pesawat baru karena adanya tarif, dan perusahaan berencana untuk menjual kembali puluhan pesawat yang telah diproduksi. Meskipun demikian, Boeing belum mengirimkan pesawat-pesawat tersebut ke pihak lain, dan berupaya untuk mengurangi inventaris yang ada.

Pemerintah China menyatakan bahwa maskapai penerbangan China dan Boeing sangat dirugikan oleh penerapan tarif yang diberlakukan oleh AS. Pada bulan April 2025, Boeing mengumumkan rencana untuk mengirimkan 50 pesawat ke maskapai China selama sisa tahun ini, dengan 41 unit di antaranya telah dalam tahap produksi atau telah selesai diproduksi.