Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta tengah bersiap untuk membuka Fakultas Metalurgi yang akan berfokus pada urban mining. Inisiatif ini muncul seiring dengan meningkatnya jumlah sampah elektronik di Indonesia, yang mencapai tingkat mengkhawatirkan mengingat jumlah pengguna internet di tanah air yang terus bertambah. Data terbaru menunjukkan bahwa pada awal tahun 2025, Indonesia memiliki 212 juta pengguna internet, dan angka ini terus bertumbuh.

Fakultas Metalurgi UNU Yogyakarta akan memiliki empat program utama:

• Program Gelar dan Non-Gelar: Program ini mencakup pendidikan formal jenjang S1, S2, dan S3, serta pelatihan dan sertifikasi non-gelar.
• Laboratorium Inovasi Metalurgi: Laboratorium ini akan menjadi pusat penelitian untuk pengembangan material baru.
• Global Institute for Urban-Mining: Lembaga riset yang berorientasi pada kebijakan publik terkait urban mining.
• Creative Urban Mining Campaign Hub: Pusat kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urban mining melalui berbagai media.

Rektor UNU Jogja, Widya Priyahita Pudjibudojo, menjelaskan bahwa saat ini dokumen registrasi fakultas telah diserahkan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Pihak kampus juga telah melakukan survei lahan dan berada dalam tahap perancangan gedung. Peluncuran program ini direncanakan pada Oktober 2025 melalui sebuah metalurgi summit, yang juga akan membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru.

Selain Fakultas Metalurgi, UNU Jogja juga tengah menjajaki kerja sama dengan Mohamed bin Zayed University for Humanities (MBZUH) dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendirikan School of Future Studies. Kerja sama ini melibatkan pendanaan signifikan dan pembangunan fasilitas baru.

UNU Jogja juga tengah mengembangkan bidang-bidang strategis lainnya, termasuk nuklir untuk tujuan non-kekerasan, blockchain, sepak bola, fashion and luxury, dan perfilman. Langkah ini merupakan bagian dari visi UNU Jogja untuk menjadi pusat profesional terkemuka dan universitas berorientasi masa depan.

Widya menekankan bahwa tantangan utama bagi NU saat ini adalah memperluas kontribusi di berbagai bidang strategis. Dengan demikian, UNU Jogja berkomitmen untuk menjadi professional hub yang mencetak profesional, menjadi tempat berkumpulnya para profesional, dan menjadi sumber rujukan bagi mereka.