Aktivitas Vulkanik Meningkat, Lava Ile Lewotolok Mengalir Lebih Jauh

Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Aliran lava dari gunung tersebut dilaporkan semakin meluas, menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar.

Berdasarkan data terbaru dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, aliran lava ke arah selatan telah mencapai jarak 700 meter dari kawah gunung. Sementara itu, aliran lava yang mengarah ke tenggara tercatat lebih panjang, mencapai 1.200 meter. Peningkatan jarak luncuran lava ini mengindikasikan aktivitas vulkanik yang semakin intens.

Petugas PGA Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar gunung untuk tetap waspada dan menjauhi zona berbahaya. Secara khusus, warga Desa Jontona dan Todanara diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari kawah gunung. Imbauan ini dikeluarkan untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul akibat guguran lava atau longsoran material vulkanik.

Secara visual, kondisi gunung terpantau jelas hingga tertutup kabut tipis. Asap kawah terlihat berwarna putih dengan intensitas yang bervariasi dari tipis hingga sedang, dengan ketinggian antara 50 hingga 300 meter di atas puncak kawah. Selain itu, aktivitas letusan juga tercatat sebanyak 156 kali, dengan ketinggian kolom abu mencapai 100 hingga 600 meter. Letusan-letusan ini sering kali disertai dengan dentuman atau gemuruh lemah hingga sedang.

Selain pengamatan visual, PGA Ile Lewotolok juga mencatat aktivitas kegempaan yang signifikan. Dalam periode pengamatan, tercatat 156 kali gempa letusan, 279 kali gempa embusan, empat kali tremor non-harmonik, dan dua kali gempa vulkanik dalam. Data kegempaan ini memberikan informasi penting mengenai dinamika internal gunung dan potensi bahaya yang mungkin terjadi.

Saat ini, status aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada Level II (Waspada). Meskipun demikian, dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terpantau, masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi risiko bencana.