Pasar Saham Asia Bergairah di Tengah Optimisme Perundingan Dagang AS-China, Dolar AS Melemah

Pasar Asia Sambut Baik Harapan Baru dalam Perundingan Dagang AS-China

Pasar saham Asia menunjukkan tren positif pada perdagangan awal pekan ini, terdorong oleh sentimen positif terkait potensi kemajuan dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China. Optimisme ini muncul di tengah rilis data tenaga kerja AS yang lebih baik dari perkiraan, namun juga dibayangi oleh kekhawatiran domestik di AS.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mencatat kenaikan sebesar 0,5%, dengan indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan dengan kenaikan 1,3%, menembus level 24.000 untuk pertama kalinya sejak Maret 2025. Nikkei Jepang juga mengalami kenaikan sebesar 0,9%. Sentimen positif ini kontras dengan situasi di Los Angeles, di mana demonstrasi terkait kebijakan imigrasi memicu ketegangan dan pengerahan Garda Nasional California.

Namun, penguatan bursa saham Asia tidak diikuti oleh penguatan dolar AS. Mata uang Paman Sam ini justru melemah terhadap sejumlah mata uang utama. Dolar AS merosot 0,3% terhadap yen, diperdagangkan pada level 144,39. Sementara itu, euro menguat 0,2% terhadap dolar AS, mencapai level US$ 1,1422.

Fokus utama pasar saat ini tertuju pada perundingan dagang antara perwakilan AS dan China di London. Pembicaraan ini diharapkan akan membahas isu-isu krusial, termasuk perdagangan mineral langka yang didominasi oleh China. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari percakapan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada minggu sebelumnya.

Analis pasar keuangan senior dari Capital.com, Kyle Rodda, menekankan bahwa kebijakan perdagangan akan tetap menjadi sumber ketidakpastian makro yang signifikan. Ia menambahkan bahwa tanda-tanda kemajuan dalam perundingan dapat memberikan dorongan baru bagi pasar.

Delegasi AS dalam perundingan ini terdiri dari Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer. Sementara itu, pihak China diwakili oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng. Pertemuan ini menandai awal dari mekanisme konsultasi ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

Data Tenaga Kerja AS dan Faktor Lain yang Mempengaruhi Pasar

Rilis data tenaga kerja AS untuk bulan Mei menunjukkan penambahan 139.000 pekerjaan, sedikit di bawah angka bulan April sebesar 147.000, namun masih di atas perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yaitu 130.000 pekerjaan. Data ini memberikan sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS.

Kepala Strategi Makro Asia di SMBC, Jeff Ng, menyatakan bahwa perhatian pasar saat ini tertuju pada data inflasi yang akan datang, yang akan menjadi pertimbangan penting bagi Federal Reserve dalam menentukan kebijakan suku bunga. Ia juga menyoroti adanya sentimen pasar yang campur aduk, di mana optimisme tentang perdagangan dan ekonomi AS diimbangi oleh potensi kerusuhan sosial di California.

Jeff Ng menambahkan bahwa kemajuan dalam perundingan perdagangan dapat memberikan dampak positif, namun pasar mungkin tidak mengharapkan terobosan besar. Ia juga mengingatkan tentang risiko yang terkait dengan protes di Los Angeles dan pengerahan Garda Nasional.

Di pasar komoditas, harga emas spot mengalami penurunan sebesar 0,2% menjadi US$ 3.303,19 per ons. Sementara itu, harga minyak mentah AS sedikit berubah menjadi US$ 64,56 per barel setelah mengalami kenaikan selama dua hari sebelumnya.

  • Indeks MSCI Asia Pasifik: Naik 0,5%
  • Indeks Hang Seng Hong Kong: Naik 1,3%
  • Nikkei Jepang: Naik 0,9%
  • Dolar AS terhadap Yen: Melemah 0,3%
  • Euro terhadap Dolar AS: Menguat 0,2%