Desa Ngadisari Berjuang Kendalikan Penggunaan Motor Matic ke Bromo: Perlu Regulasi yang Lebih Kuat
Upaya Desa Ngadisari Mengatasi Tantangan Pengawasan Motor Matic di Bromo
Pemerintah Desa Ngadisari, yang terletak di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan lalu lintas sepeda motor matic menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Kekhawatiran utama adalah risiko kecelakaan yang tinggi akibat karakteristik jalur yang curam dan panjang, yang membuat motor matic rentan mengalami rem blong. Upaya persuasif dan edukasi yang telah dilakukan oleh pemerintah desa dirasa belum cukup efektif tanpa adanya dukungan regulasi yang lebih kuat dari pemerintah daerah.
Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, mengungkapkan bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengimbau wisatawan agar tidak menggunakan motor matic ke Bromo, pengawasan menjadi sulit dilakukan tanpa aturan yang jelas dan dukungan petugas dari pemerintah yang lebih tinggi. Ia menyoroti bahwa insiden kecelakaan akibat rem blong pada motor matic tidak hanya berpotensi menyebabkan korban jiwa, tetapi juga dapat merusak citra Bromo sebagai destinasi wisata internasional yang aman dan nyaman.
Inisiatif Lokal dan Kebutuhan Dukungan Pemerintah
Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Desa Ngadisari telah mendirikan pos penyekatan di sekitar Pendopo Ngadisari. Di pos ini, wisatawan yang datang dari arah Probolinggo dihentikan dan diberikan penjelasan mengenai bahaya menggunakan motor matic di jalur ekstrem menuju Bromo. Selain itu, desa juga menyediakan alternatif transportasi yang lebih aman, seperti:
- Jip
- Sepeda manual
Alternatif transportasi ini disewakan dengan tarif yang bervariasi antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000, tergantung pada jarak dan destinasi yang dituju. Tarif ini terus dievaluasi agar tetap terjangkau bagi wisatawan.
Namun, tantangan utama muncul dari wisatawan yang datang dari arah Malang dan Pasuruan, yang seringkali lolos dari pengawasan di pos penyekatan. Meskipun warga dan petugas desa tetap berupaya memberikan teguran secara persuasif, efektivitasnya terbatas.
Sunaryono menekankan pentingnya dukungan kebijakan resmi dari Pemerintah Daerah untuk melarang penggunaan motor matic ke Bromo. Dengan adanya kebijakan yang tegas, larangan tersebut dapat diberlakukan secara efektif, dan perlindungan terhadap wisatawan dapat ditingkatkan secara signifikan.
Harapan akan Kebijakan yang Tegas dan Kolaborasi
Pemerintah Desa Ngadisari berharap agar pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan dukungan yang lebih besar dalam upaya menjaga keselamatan wisatawan di kawasan Bromo. Dukungan ini dapat berupa:
- Penerbitan regulasi yang melarang penggunaan motor matic di jalur-jalur berbahaya
- Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum
- Penyediaan infrastruktur yang lebih memadai untuk mendukung transportasi alternatif yang aman
Dengan adanya kebijakan yang tegas dan kolaborasi dari seluruh pihak, diharapkan keselamatan wisatawan di kawasan Bromo dapat lebih terjamin, dan Bromo tetap menjadi ikon pariwisata nasional yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Imbauan serupa telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo, terutama menjelang liburan Idul Adha 2025, dengan pemasangan banner sosialisasi yang mengingatkan wisatawan untuk menghindari penggunaan motor matic di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) guna mencegah kecelakaan yang dapat merenggut nyawa.