Penyusunan Ulang Sejarah Nasional: Menyeimbangkan Narasi Positif dan Realitas Historis
Penyusunan ulang sejarah nasional menjadi sebuah proyek krusial yang melibatkan para sejarawan untuk meninjau kembali narasi masa lalu. Singgih Tri Sulistiyono, seorang Guru Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Diponegoro (Undip) yang juga menjadi editor umum dalam proyek ini, menekankan pentingnya penyajian sejarah dengan tone positif, tanpa mengabaikan dinamika dan kompleksitas peristiwa yang terjadi.
Menurut Singgih, narasi positif bertujuan untuk menghindari kesan menghakimi atau menyebarkan kebencian. Sejarah harus dipandang sebagai perjalanan bangsa yang penuh dengan pasang surut, yang baik maupun yang buruk. Tujuannya adalah agar generasi muda dapat belajar dari masa lalu, baik dari keberhasilan maupun kegagalan, untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Singgih menjelaskan bahwa penulisan sejarah yang komprehensif harus mencakup berbagai aspek perjalanan bangsa, termasuk keberhasilan, kemunduran, serta berbagai peristiwa penting lainnya. Semua elemen ini harus dirangkum dalam sebuah narasi yang utuh dan objektif, sehingga pembaca dapat memahami konteks sejarah secara menyeluruh.
Kementerian Kebudayaan, yang dipimpin oleh Fadli Zon, menginisiasi proyek penulisan ulang sejarah ini dengan tujuan untuk memperkuat persatuan bangsa dan kepentingan nasional. Fadli Zon menekankan pentingnya menyajikan sejarah dari perspektif Indonesia, mengurangi bias-bias kolonial, dan menyoroti prestasi-prestasi bangsa di masa lalu. Ia berharap, dengan mempelajari kesuksesan para pendahulu, generasi penerus dapat termotivasi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.
Fadli Zon juga menanggapi kekhawatiran terkait term of reference (TOR) sejarah yang disusun oleh pemerintah, yang hanya mencantumkan dua kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Ia menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah ini tidak bertujuan untuk mencari-cari kesalahan di masa lalu, melainkan untuk membangun narasi yang lebih positif dan konstruktif. Meski demikian, ia meyakinkan bahwa peristiwa-peristiwa kelam dalam sejarah bangsa akan tetap dicatat dan dianalisis secara objektif, sebagai bagian dari proses pembelajaran dan refleksi diri.
Proyek penulisan ulang sejarah nasional ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah narasi sejarah yang lebih inklusif, komprehensif, dan inspiratif. Dengan menyeimbangkan antara tone positif dan realitas historis, diharapkan sejarah dapat menjadi sumber inspirasi dan pelajaran berharga bagi seluruh bangsa Indonesia.
Beberapa poin penting dalam penulisan ulang sejarah ini mencakup:
- Penyajian sejarah dengan tone positif, tanpa menghakimi atau menyebarkan kebencian.
- Pencantuman berbagai aspek perjalanan bangsa, termasuk keberhasilan, kegagalan, dan peristiwa penting lainnya.
- Penyajian sejarah dari perspektif Indonesia, mengurangi bias-bias kolonial.
- Penekanan pada prestasi-prestasi bangsa di masa lalu, untuk menginspirasi generasi penerus.
- Pencatatan dan analisis peristiwa-peristiwa kelam dalam sejarah bangsa secara objektif.
Dengan demikian, penulisan ulang sejarah nasional ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk merefleksikan masa lalu, membangun masa kini, dan merencanakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.