Fenomena Sapi Kurban Bangkit Setelah Disembelih Gegerkan Klaten: Ini Penjelasan Ahli
Sebuah video yang memperlihatkan seekor sapi kurban di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, mampu berdiri kembali setelah disembelih, viral di media sosial. Kejadian ini memicu berbagai spekulasi di kalangan masyarakat. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten kemudian memberikan penjelasan terkait fenomena yang tidak biasa ini.
Menurut Agung Nugroho, Plt Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten, kejadian sapi yang dapat bangkit kembali setelah disembelih kemungkinan besar disebabkan oleh proses penyembelihan yang tidak sempurna. "Bisa terjadi apabila penyembelihan tidak sempurna," ujarnya.
Agung menjelaskan lebih lanjut bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut. Di antaranya adalah:
- Penyembelihan yang tidak sempurna: Pemotongan yang tidak tepat atau tidak mengenai titik vital dapat menyebabkan hewan masih memiliki refleks otot dan aliran darah yang terganggu.
- Refleks Otot: Setelah penyembelihan, saraf dan otot hewan masih dapat berfungsi untuk sementara waktu, sehingga menimbulkan gerakan refleks.
- Aliran Darah yang Terganggu: Jika pemotongan tidak sempurna, aliran darah tidak terhenti sepenuhnya, sehingga otak masih menerima suplai oksigen dan memungkinkan hewan untuk bergerak.
M Husni Thamrin dari JagalMU Klaten menambahkan bahwa masyarakat yang ingin menyembelih hewan kurban sendiri sebaiknya mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Hal ini penting agar proses penyembelihan dilakukan dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam. "Sebelum itu tentu harus belajar, dipersiapkan pelatihan dan praktik dulu. Penyembelihan kurban itu juga harus sesuai ketentuan syariah sehingga belajar perlu didampingi jagal halal yang berlisensi," kata Husni.
Husni menduga bahwa penyebab sapi tersebut dapat berdiri kembali adalah karena urat-urat di lehernya belum terpotong semua. "Bisa karena urat belum semua terpotong, atau titiknya terlalu dekat ke rahang karena jarak mestinya satu lebar tangan ke bawah dari rahang. Tidak mungkin berdiri lagi jika penyembelihan sempurna," jelasnya.
Lebih lanjut, Husni menyampaikan bahwa idealnya, hewan kurban disembelih oleh pemiliknya atau sohibul kurban. Namun, jika sohibul kurban tidak memiliki kemampuan untuk menyembelih, maka dapat meminta bantuan kepada juru sembelih yang profesional. "Sohibul kurban lebih baik menyembelih sebenarnya, tapi karena tidak memiliki kemampuan maka meminta bantuan jagal. Dan di Klaten sudah banyak komunitas, jeemaah penyembelih jagal halal. Kami dari jagalMU sering mengadakan pelatihan, kemarin dengan BAZNAS dan Juleha (juru sembelih halal)," tuturnya.
Sebelumnya, video viral yang memperlihatkan sapi kurban tersebut diunggah oleh akun Instagram @klaten_24jam. Dalam video tersebut, terlihat sapi berukuran cukup besar bangkit berdiri di dekat sebuah pohon, dengan bagian leher yang diblur. Warga di sekitar lokasi kejadian tampak terkejut dan berteriak histeris.
Menurut penelusuran, kejadian tersebut terjadi di Dusun Kajen, Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten. Sudadi, seorang warga setempat yang juga peserta kurban, mengungkapkan bahwa penyembelihan hewan kurban di desanya tahun ini dilakukan secara mandiri oleh warga, tanpa menggunakan jasa jagal profesional. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk belajar dan meningkatkan kemandirian warga.
Sudadi menduga bahwa penyebab sapi tersebut dapat berdiri kembali adalah karena pemotongan leher yang terlalu tinggi. "Harusnya itu turun tapi itu di atasnya (dekat kepala). Jadi akhirnya minta tolong lagi kepada yang nyembelih waktu dulu untuk ke sini," ungkapnya.
Meski sempat berdiri, sapi tersebut tidak sampai melarikan diri dan berhasil diamankan oleh warga.