Besek Bambu: Solusi Ramah Lingkungan untuk Distribusi Daging Kurban
Majelis Tafsir Alquran (MTA) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menggalakkan penggunaan besek bambu sebagai alternatif pengganti kantong plastik dalam pendistribusian daging kurban. Inisiatif ini diwujudkan dengan menyalurkan 200.000 besek ke berbagai wilayah, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, Banjarmasin, dan Mataram.
Gerakan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan. Besek bambu dipilih karena sifatnya yang mudah terurai dan ramah lingkungan. Ketua Perwakilan MTA Kabupaten Magetan, Suyatno, menekankan bahwa penggunaan besek merupakan langkah santun dalam berbagi daging kurban sekaligus menjaga kelestarian alam.
Keunggulan Besek Bambu untuk Daging Kurban
Penggunaan besek bambu tidak hanya soal ramah lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan dalam menjaga kualitas daging kurban. Besek bambu memiliki beberapa keunggulan:
- Menjaga Kesegaran: Anyaman bambu memungkinkan sirkulasi udara yang baik, sehingga daging tetap segar lebih lama.
- Mencegah Bau: Besek bambu membantu menyerap kelembapan dan mencegah timbulnya bau tidak sedap pada daging.
- Memperlambat Pembusukan: Dengan menjaga sirkulasi udara dan menyerap kelembapan, besek bambu dapat memperlambat proses pembusukan daging.
Untuk mendukung program ini, MTA Kabupaten Magetan bekerja sama dengan perajin besek lokal. Langkah ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. MTA Magelang sendiri pada tahun ini memotong 21 ekor sapi dan 2 ekor kambing yang dagingnya didistribusikan menggunakan besek bambu.
Inisiatif penggunaan besek bambu oleh MTA Kabupaten Magetan diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Selain mengurangi penggunaan plastik, gerakan ini juga mendukung produk lokal yang berkelanjutan. Penggunaan besek bambu dalam pendistribusian daging kurban adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat.