Braga: Antara Magnet Wisata dan Ancaman Overtourism di Kota Bandung

Kota Bandung, dengan sejuta pesonanya, terus menjadi destinasi favorit bagi para pelancong. Salah satu ikonnya, Jalan Braga, menawarkan daya tarik tersendiri dengan bangunan-bangunan bersejarah dan suasana kota tua yang memikat. Namun, popularitas ini menghadirkan pertanyaan krusial: Apakah Braga, dan Bandung secara umum, berpotensi mengalami overtourism?

Overtourism, sebuah fenomena ketika jumlah wisatawan melebihi kapasitas suatu destinasi, dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, infrastruktur, dan kualitas hidup masyarakat lokal. Jalan Braga, yang sejak zaman kolonial telah menjadi pusat perbelanjaan dan rekreasi, kini terus berbenah untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Inisiatif seperti "Braga Beken" yang memprioritaskan pejalan kaki, terbukti efektif menarik lebih banyak wisatawan.

Namun, pada akhir pekan atau libur panjang, Jalan Braga seringkali dipadati pengunjung. Pertanyaannya, apakah kepadatan ini sudah mencapai titik overtourism? Galih Kusumah, Ketua Prodi Magister Pariwisata UPI, menjelaskan bahwa overtourism tidak hanya diukur dari jumlah wisatawan, tetapi juga dari dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Jika kehadiran wisatawan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, misalnya meningkatkan pendapatan pedagang, maka kondisi tersebut belum bisa disebut overtourism.

Faktor kunci dalam menentukan apakah suatu destinasi mengalami overtourism adalah penerimaan masyarakat lokal. Jika warga merasa terganggu atau dirugikan oleh kehadiran wisatawan, maka hal itu menjadi indikasi kuat terjadinya overtourism. Selain itu, kepadatan wisatawan yang berlebihan dalam ruang terbatas juga menjadi pertimbangan penting.

Meski Jalan Braga seringkali ramai, Galih berpendapat bahwa saat ini Braga belum mencapai level overtourism. Kondisi overtourism yang sebenarnya terjadi jika kepadatan wisatawan berlangsung setiap hari sepanjang tahun dan berdampak negatif pada masyarakat. Penting untuk melakukan kajian mendalam dan berkelanjutan untuk memantau potensi overtourism di Jalan Braga dan Kota Bandung secara umum.

Saat ini, kajian tentang Jalan Braga lebih banyak berfokus pada aspek storytelling dan pengelolaan bangunan bersejarah sebagai daya tarik wisata. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak overtourism secara komprehensif dan merumuskan strategi pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, sehingga Braga tetap menjadi destinasi menarik tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola potensi overtourism di Jalan Braga antara lain:

  • Pengembangan infrastruktur yang memadai: memastikan ketersediaan fasilitas umum seperti toilet, tempat parkir, dan transportasi yang memadai untuk menampung jumlah wisatawan yang meningkat.
  • Diversifikasi daya tarik wisata: mengembangkan atraksi wisata baru di luar Jalan Braga untuk mengurangi kepadatan di kawasan tersebut.
  • Pemberdayaan masyarakat lokal: melibatkan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata dan memastikan mereka mendapatkan manfaat ekonomi dari sektor ini.
  • Edukasi wisatawan: meningkatkan kesadaran wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati budaya lokal.

Dengan pengelolaan yang tepat, Jalan Braga dapat terus menjadi magnet wisata yang berkelanjutan, memberikan manfaat bagi semua pihak, baik wisatawan maupun masyarakat lokal.