Trump Klaim Xi Jinping Setuju Pasokan Mineral Tanah Jarang China ke AS Tetap Berlanjut
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim telah mencapai kesepakatan dengan Presiden China, Xi Jinping, untuk memastikan kelanjutan ekspor mineral tanah jarang dan magnet dari China ke Amerika Serikat. Komoditas ini merupakan elemen penting dalam berbagai industri, termasuk otomotif, teknologi, dan pertahanan.
Menurut laporan Reuters, Trump menyampaikan pernyataan ini saat menjawab pertanyaan wartawan di Air Force One, Jumat (6/6/2025). Ia mengatakan bahwa Xi Jinping telah menyetujui untuk melanjutkan ekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS. Pengumuman ini muncul sehari setelah percakapan telepon antara kedua pemimpin, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan perdagangan dan isu-isu lain yang memanas antara kedua negara.
Trump menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "sangat positif" dan menekankan bahwa masalah kompleksitas produk tanah jarang tidak perlu diperdebatkan lagi. Indikasi lain dari meredanya ketegangan adalah pemberian lisensi ekspor sementara oleh China kepada pemasok tanah jarang dari tiga produsen mobil terkemuka AS. Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa para pembantu utama presiden AS dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan dari China di London pada Senin (9/6) untuk pembicaraan lebih lanjut.
Trump menyatakan kepada wartawan bahwa mereka telah "sangat maju dalam kesepakatan dengan China." Kesepakatan ekspor-impor ini dipandang sebagai langkah potensial untuk mengurangi ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Sampai saat ini, Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar resmi terkait klaim tersebut.
Sebelumnya, pada April 2025, China menangguhkan ekspor berbagai mineral dan magnet penting, menyebabkan gangguan pasokan bagi produsen mobil, produsen chip komputer, dan kontraktor militer di seluruh dunia. Trump menuduh China melanggar perjanjian Jenewa dan memberlakukan pembatasan pada perangkat lunak desain chip dan pengiriman lainnya ke China. Beijing membantah tuduhan tersebut dan mengancam tindakan balasan, yang semakin memperburuk hubungan bilateral.
Masalah ekspor komoditas ini berpotensi menciptakan tekanan politik domestik pada Trump jika pertumbuhan ekonomi melambat karena perusahaan tidak dapat memproduksi barang-barang yang menggunakan mineral tanah jarang dari China.