Mengenal Mythomania: Antara Kebohongan Kompulsif dan Upaya Penyembuhan

Demam mythomania tengah melanda linimasa media sosial, terutama TikTok, memicu diskusi hangat mengenai kondisi psikologis ini. Mythomania, atau dikenal juga dengan istilah pseudologia fantastica, merupakan sebuah fenomena kompleks yang ditandai dengan kecenderungan patologis untuk berbohong secara kronis dan berlebihan. Berbeda dengan kebohongan biasa yang dilakukan untuk tujuan tertentu, mythomania melibatkan kebohongan yang bersifat kompulsif dan sulit dikendalikan, seringkali tanpa motif yang jelas.

Fenomena ini mendorong banyak pengguna media sosial untuk berbagi pengalaman mereka berinteraksi dengan individu yang diduga mengidap mythomania. Pertanyaan pun muncul, mungkinkah kondisi ini disembuhkan? Seorang psikolog, Meity Arianty, menjelaskan bahwa prognosis mythomania sangat bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan kesediaan individu untuk mengakui masalah serta mencari bantuan profesional.

Meity menekankan bahwa kunci keberhasilan penanganan mythomania terletak pada kesadaran diri penderita. Jika individu tersebut menyadari bahwa dirinya memiliki masalah dengan kebohongan patologis dan bersedia untuk terlibat dalam proses terapi, peluang untuk pemulihan akan meningkat secara signifikan.

Mythomania bukan sekadar berbohong biasa. Penderita mythomania seringkali meyakini kebohongan mereka sebagai sebuah kebenaran, sehingga membedakannya dari kebohongan yang disengaja untuk menutupi kesalahan atau mencapai tujuan tertentu. Kondisi ini dapat mengganggu persepsi realitas penderita dan menyebabkan masalah interpersonal yang serius.

Penanganan mythomania umumnya melibatkan pendekatan multidisiplin, termasuk:

  • Konsultasi Psikologis: Untuk mengidentifikasi akar penyebab perilaku berbohong dan mengembangkan strategi penanganan yang tepat.
  • Psikoterapi: Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu penderita mythomania untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang maladaptif.
  • Farmakoterapi: Obat-obatan antidepresan dapat diresepkan untuk mengatasi gejala penyerta seperti kecemasan dan depresi yang seringkali memicu perilaku berbohong.
  • Stimulasi Otak: Dalam kasus yang parah, stimulasi otak dapat dipertimbangkan sebagai opsi terapi tambahan.
  • Dukungan Keluarga: Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat sangat penting dalam proses pemulihan penderita mythomania.

Meity menekankan pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar dalam membantu penderita mythomania untuk mengatasi kondisinya. Tanpa penanganan yang tepat, mythomania dapat merusak persepsi penderita terhadap realitas, mengganggu hubungan interpersonal, dan menyebabkan masalah yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan profesional sesegera mungkin jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala mythomania. Deteksi dini dan intervensi yang tepat dapat membantu melindungi individu dari dampak negatif mythomania dan meningkatkan kualitas hidup mereka.