Megawati Soekarnoputri Kecam Fenomena Ibu yang Menelantarkan Bayi
Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya kasus penelantaran bayi oleh ibu di Indonesia. Kecaman ini disampaikan dalam acara pameran foto Guntur Soekarnoputra yang bertajuk 'Pameran Foto Gelegar Foto Nusantara 2025: Potret Sejarah dan Kehidupan' di Galeri Nasional Indonesia. Acara tersebut menampilkan sekitar 550 karya fotografi Guntur Soekarnoputra.
Selain Megawati, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat, dan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno. Tampak pula sejumlah tokoh politik seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ganjar Pranowo, Ronny Talapessy, Connie Rahakundini Bakrie, Ahmad Basarah, Rano Karno, Eriko Sotarduga, serta Giring Ganesha.
Dalam sambutannya, Megawati menyinggung berbagai isu, mulai dari penghayatan nilai-nilai Pancasila, Ketetapan MPR, hingga peran penting seorang ibu dalam keluarga dan masyarakat. Namun, isu penelantaran bayi menjadi fokus utama dalam pidatonya.
Megawati menekankan pentingnya membela orang tua dan menyebut mereka yang tidak melakukannya sebagai pengkhianat. Pernyataan ini menjadi pengantar untuk membahas nurani seorang ibu yang seharusnya tidak tega membuang darah dagingnya sendiri.
"Kalau kalian tidak membela orang tua kalian, maka saya bilang anak-anak itu adalah pengkhianat. Iya, dong. Orang tua sudah membesarkan dengan susah payah. Ayo, ibu-ibu, punya nurani keibuan, masa anak dibuang," ujarnya dengan nada prihatin.
Megawati mempertanyakan motif seorang ibu yang rela mengandung, namun kemudian menelantarkan bayinya. Ia mempertanyakan apakah tindakan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap warga negara.
"Untuk apa kalian mau mengandung tapi tidak mau memeliharanya? Apa ini? Pancasila. Jadi kalau kamu hanya lip service dengan Pancasila, kalau saya sih, go to hell. Iya, betul," tegasnya.
Sebelum terjun ke dunia politik, Megawati mengaku pernah menjadi relawan dan menyaksikan sendiri betapa banyak bayi yang dibuang. Pengalaman tersebut membuatnya bertanya-tanya tentang perasaan perempuan masa kini yang tega melakukan perbuatan tersebut.
Megawati juga menyinggung soal TAP MPR yang menurutnya mematikan roh manusia. Ia mencontohkan kasus ayahnya yang tidak diadili, yang menurutnya merupakan sebuah kontradiksi. Ia mengatakan bahwa membela orang tua adalah sebuah kewajiban, dan ia tidak akan pernah mengganti ayahnya meskipun ia diperlakukan tidak adil.