Kampung Kembar Jakarta Timur: Dulu Rumah Bagi Banyak Saudara Identik, Kini Tinggal Kenangan?
Di sebuah sudut Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Nusa Indah VI Gang 3, RW 03, Kelurahan Malaka Jaya, terukir sebuah kisah unik tentang komunitas saudara kembar. Wilayah ini, yang sempat dijuluki 'Kampung Kembar', pernah menjadi rumah bagi belasan pasang saudara identik, menciptakan pemandangan yang tak lazim di tengah hiruk pikuk ibu kota.
Namun, seiring berjalannya waktu, pesona 'Kampung Kembar' mulai memudar. Jumlah saudara kembar yang bermukim di sana menyusut drastis, meninggalkan jejak kenangan tentang masa lalu yang gemilang. Supriharjo (79), seorang tokoh masyarakat setempat yang telah puluhan tahun menjadi bagian dari lingkungan ini, menjadi saksi bisu perubahan tersebut.
"Dulu memang banyak sekali, hampir di setiap sudut gang kita bisa melihat saudara kembar," ujar Pak Pri, mengenang masa kejayaan kampungnya. "Tapi sekarang, mungkin hanya tersisa tiga pasang saja. Itupun sudah dewasa semua, sudah pada kerja, jadi jarang kelihatan di rumah."
Menurut penuturan Pak Pri, ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah saudara kembar di 'Kampung Kembar'. Salah satunya adalah mobilitas penduduk. Banyak keluarga yang memutuskan untuk pindah ke tempat lain karena berbagai alasan, seperti pekerjaan atau mencari lingkungan yang lebih baik.
"Ya namanya juga hidup, Mas. Ada yang pindah karena dapat kerjaan di luar kota, ada juga yang cari rumah yang lebih besar karena keluarganya sudah bertambah," jelas Pak Pri.
Fenomena 'Kampung Kembar' sendiri mencuat ke permukaan sekitar tahun 2016, ketika media massa mulai menyoroti keberadaan komunitas unik ini. Berita tentang banyaknya saudara kembar yang lahir dan tinggal di wilayah tersebut sontak menarik perhatian publik.
Saat itu, berdasarkan penelusuran, tercatat ada 19 pasang saudara kembar yang menghuni RW 03 Kelurahan Malaka Jaya. Ketua RW setempat pada saat itu, Andang Subaryono, mengungkapkan bahwa RT 04 dan RT 11 menjadi pusat konsentrasi saudara kembar, masing-masing memiliki empat pasang.
Andang juga menambahkan bahwa dari 13 RT yang ada di wilayahnya, hanya dua RT yang tidak memiliki warga kembar. Sayangnya, sejak saat itu, beberapa pasang saudara kembar telah meninggal dunia atau pindah rumah, semakin mengurangi jumlah mereka di 'Kampung Kembar'.
Meski jumlahnya terus berkurang, julukan 'Kampung Kembar' tetap melekat pada wilayah ini. Bagi sebagian warga, julukan tersebut menjadi identitas yang membanggakan, sebuah pengingat akan masa lalu yang unik dan penuh warna. Namun, bagi sebagian lainnya, 'Kampung Kembar' hanyalah sebuah kenangan yang perlahan memudar, seiring dengan perubahan zaman dan dinamika kehidupan kota Jakarta.
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi menurunnya jumlah warga kembar di wilayah tersebut:
- Kepindahan tempat tinggal dari para warga
- Faktor pekerjaan
- Faktor keluarga