ASEAN Serukan De-eskalasi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja, yang sempat memanas pada akhir Mei lalu, mendorong Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengambil langkah proaktif. Malaysia, sebagai Ketua ASEAN saat ini, secara intensif melakukan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan dan mendorong penyelesaian damai.

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan keprihatinannya atas insiden baku tembak yang terjadi di wilayah perbatasan Ubon Ratchathani (Thailand) dan Preah Vihear (Kamboja) pada 28 Mei. Melalui saluran telepon, Anwar Ibrahim menghubungi Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, untuk menyampaikan imbauan agar kedua negara menahan diri dan mengedepankan dialog.

"Malaysia sangat menghargai hubungan baik yang telah terjalin antara Thailand dan Kamboja. Dalam konteks ini, saya menyerukan kepada kedua negara untuk terus menunjukkan penahanan diri," tegas Anwar Ibrahim.

Lebih lanjut, Anwar Ibrahim mengapresiasi komitmen kedua pemimpin negara untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang sedang berlangsung melalui negosiasi dan jalur diplomatik. Malaysia, dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN, menekankan pentingnya kedua negara mengambil langkah-langkah konkret untuk menurunkan tensi dan mencari solusi damai yang komprehensif.

"Sebagai Ketua ASEAN, saya meyakini bahwa semangat kerjasama regional dan prinsip penyelesaian sengketa secara damai yang dianut ASEAN dapat menjadi landasan yang kuat dalam menyelesaikan setiap perbedaan," imbuh Anwar Ibrahim.

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja memang bukan isu baru. Pertikaian terbaru, yang dikabarkan menyebabkan satu korban dari pihak militer Kamboja, memicu reaksi keras dari Kamboja yang berencana membawa masalah ini ke Mahkamah Internasional (ICJ).

Di sisi lain, Pemerintah Thailand menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masalah perbatasan melalui cara-cara damai, sesuai dengan hukum internasional, perjanjian bilateral, dan memorandum yang relevan. Thailand juga terus membuka diri untuk berdialog dengan Kamboja.

ASEAN, dengan peran aktif Malaysia sebagai ketua, terus berupaya memfasilitasi dialog antara kedua negara dan mendorong solusi yang saling menguntungkan. Upaya ini diharapkan dapat menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Berikut adalah poin-poin penting terkait situasi terkini:

  • Insiden Baku Tembak: Terjadi pada 28 Mei di wilayah perbatasan Ubon Ratchathani (Thailand) dan Preah Vihear (Kamboja).
  • Korban: Dilaporkan satu korban dari pihak militer Kamboja.
  • Reaksi Kamboja: Berencana membawa sengketa ke Mahkamah Internasional (ICJ).
  • Posisi Thailand: Berkomitmen menyelesaikan masalah perbatasan secara damai.
  • Peran ASEAN: Malaysia sebagai Ketua ASEAN aktif memediasi dan mendorong dialog.