Korban Kebakaran di Penjaringan Pertanyakan Respons Lambat Petugas Pemadam Kebakaran

Kebakaran besar yang melanda kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, memicu keluhan dari sejumlah warga yang menjadi korban. Mereka mempertanyakan respons petugas pemadam kebakaran (Damkar) yang dinilai lambat dalam menangani kobaran api yang melalap ratusan rumah pada Jumat (6/6/2025) siang.

Api dilaporkan telah membesar dan menjalar luas sebelum petugas Damkar tiba di lokasi kejadian. Siswoyo, seorang warga berusia 62 tahun yang menjadi korban, mengungkapkan kekecewaannya. "Damkar sudah biasa begitu. Sudah kami hubungi, tetapi tetap saja susah datangnya," ujarnya dengan nada frustrasi.

Siswoyo menjelaskan bahwa api mulai berkobar sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, menurutnya, mobil Damkar baru tiba satu jam kemudian, ketika api sudah membesar dan sulit untuk dikendalikan. "Setelah apinya besar, baru mereka datang. Itu pun hanya memadamkan sisa-sisa api yang kecil saja," keluhnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Dodi, warga lainnya yang berusia 68 tahun. Ia menilai bahwa respons Damkar sangat lambat dan tidak maksimal. Menurutnya, saat petugas pertama kali tiba di lokasi, hanya ada dua unit mobil pemadam yang datang, dan ironisnya, kedua mobil tersebut tidak membawa air.

"Sudah sampai sini, tapi begitu datang, Damkar tidak ada airnya. Dua mobil Damkar datang tanpa air," ungkap Dodi dengan nada kecewa. Ia menambahkan, jika petugas Damkar datang tepat waktu dan dalam kondisi siap, kemungkinan besar kebakaran tidak akan meluas dan menyebabkan kerugian yang begitu besar.

"Kalau Damkarnya ada, tidak mungkin sampai habis begini. Karena memang tidak ada Damkarnya," imbuhnya dengan nada getir.

Menanggapi keluhan warga, Kepala Seksi Operasi Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman, memberikan penjelasan yang berbeda. Ia menyatakan bahwa laporan mengenai kebakaran pertama kali diterima oleh Damkar pada pukul 12.18 WIB. Proses pemadaman, menurutnya, dimulai pada pukul 12.27 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada Sabtu dini hari pukul 00.16 WIB.

Gatot menjelaskan bahwa dalam proses pemadaman kebakaran di Penjaringan, sebanyak 30 unit mobil pemadam dan 150 personel dikerahkan ke lokasi kejadian.

Kebakaran tersebut terjadi di kawasan padat penduduk di Jalan Empang Damai Rawa Indah, Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Area yang terbakar merupakan permukiman rumah panggung semi permanen yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektare.

"Objek yang terbakar merupakan rumah panggung semi permanen dengan material yang mudah terbakar, sehingga api dengan cepat menjalar," jelas Gatot. Akibat peristiwa tragis ini, kerugian diperkirakan mencapai Rp 8 miliar. Kebakaran juga menyebabkan 450 unit rumah hangus dan berdampak pada 750 keluarga.