Pemkab Puncak Jaya Kucurkan Dana Rp 10 Miliar untuk Ritual Perdamaian Pasca-Konflik Pilkada
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak Jaya berupaya meredakan ketegangan pasca-Pilkada dengan mengalokasikan dana sebesar Rp 10 miliar. Dana ini diperuntukkan bagi pelaksanaan ritual adat yang bertujuan mendamaikan dua kubu pendukung pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati yang terlibat bentrokan.
Bantuan dana tersebut diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, kepada perwakilan kedua kubu yang berseteru di lokasi terpisah pada hari Jumat (6/6/2025). Kubu yang dimaksud adalah pendukung paslon nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya, dan pendukung paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonorengga.
"Masing-masing kubu menerima bantuan sebesar Rp 5 miliar, sehingga total bantuan yang disalurkan mencapai Rp 10 miliar. Dana ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Puncak Jaya tahun anggaran 2025," jelas Yopi Murib dalam keterangan tertulisnya.
Penyerahan bantuan untuk kubu 01 dilaksanakan di Lapangan Amanah, sementara kubu 02 menerima bantuan di Lapangan Pagalame. Proses penyaluran dana ini mendapatkan pengawalan ketat dari Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan, dan Komandan Kodim (Dandim) 1714 Puncak Jaya, Letkol Inf Irawan Setya Kusuma.
"Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya memberikan bantuan kepada kedua kubu yang bertikai sebagai wujud dukungan untuk menyelenggarakan ritual adat patah panah dan lepas tali busur," imbuh Yopi Murib.
Ritual adat ini menjadi bagian penting dalam upaya perdamaian pasca-konflik Pilkada yang terjadi sejak November 2024. Dengan adanya bantuan dana ini, Yopi Murib berharap proses perdamaian dapat segera diselesaikan dan kondisi keamanan kembali kondusif.
Yopi Murib menegaskan bahwa Pemkab tidak memiliki kepentingan apapun dalam pelaksanaan ritual tersebut. Tujuan utama dari pemberian bantuan ini adalah untuk menciptakan perdamaian dan memulihkan aktivitas masyarakat agar kembali normal, termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Kami berharap pemerintahan dapat berjalan dengan normal, sehingga Bupati dan Wakil Bupati terpilih dapat menjalankan visi dan misi mereka dengan baik, tanpa terganggu oleh permasalahan dari keluarga korban dari kedua belah pihak. Dengan demikian, pembangunan dapat berjalan dengan lancar," terangnya.
Lebih lanjut, Yopi Murib menambahkan bahwa penyerahan bantuan dana untuk pelaksanaan ritual adat patah panah dan lepas tali busur ini telah dilaporkan kepada pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Papua Tengah, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Yopi Murib juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan.
"Semoga Tuhan senantiasa melindungi dan menjaga Kabupaten Puncak Jaya agar tetap aman dan kondusif, sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat dapat berjalan dengan baik di masa depan," pungkas Yopi Murib.
Sebelumnya, dua kubu pendukung paslon Pilkada Puncak Jaya telah terlibat bentrokan sebanyak dua kali dalam sepekan terakhir. Bentrokan pertama terjadi di dua lokasi berbeda pada hari Selasa (3/6), mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka-luka.
Bentrokan kembali pecah pada hari Kamis (5/6), menyebabkan 9 honai (rumah adat) dan 3 bangunan lainnya dibakar massa. Selain itu, 2 orang dilaporkan meninggal dunia dan 215 orang lainnya mengalami luka-luka.
"Aksi saling serang antar massa pendukung telah menyebabkan 215 orang luka-luka dan 2 orang meninggal dunia," ungkap Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan, dalam keterangannya pada hari Jumat (6/6).
Sebagai informasi tambahan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya terpilih. Hasil Pilkada Puncak Jaya sebelumnya digugat dan saat ini proses sengketanya masih berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK).