Fenomena Mythomania di Media Sosial: Antara Kebohongan Patologis dan Krisis Kepercayaan Diri
Mengupas Tuntas Mythomania: Lebih dari Sekadar Berbohong
Fenomena mythomania, atau kebohongan patologis, tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, terutama TikTok. Banyak pengguna internet berbagi pengalaman mereka berinteraksi dengan individu yang menunjukkan ciri-ciri mythomania, bahkan ada yang merasa memiliki kecenderungan tersebut.
Mythomania sendiri didefinisikan sebagai kecenderungan patologis untuk berbohong secara kompulsif dan kronis. Ini bukan sekadar berbohong untuk menghindari masalah atau mendapatkan keuntungan sesaat, melainkan pola perilaku yang berakar dalam dan seringkali tanpa motif yang jelas. Seseorang dengan mythomania mungkin menciptakan cerita-cerita fantastis tentang diri mereka sendiri, pengalaman hidup yang dilebih-lebihkan, atau bahkan mengarang kejadian yang tidak pernah terjadi.
Seorang psikolog klinis, Meity Arianty, menjelaskan bahwa mythomania seringkali berkaitan erat dengan rendahnya rasa percaya diri dan perasaan tidak aman. Individu yang merasa tidak berharga atau tidak menarik mungkin menggunakan kebohongan sebagai cara untuk meningkatkan citra diri mereka di mata orang lain. Mereka menciptakan identitas palsu yang lebih menarik, lebih sukses, atau lebih penting daripada diri mereka yang sebenarnya. Lingkungan yang kurang suportif dan tidak menerima juga dapat menjadi faktor pemicu mythomania, terutama jika dialami sejak masa kanak-kanak.
Aspek Psikologis dan Biologis Mythomania
Kendati demikian, mythomania bukanlah sekadar masalah psikologis. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat aspek biologis yang berperan dalam perkembangan gangguan ini. Ketidakseimbangan kadar hormon kortisol dalam otak diduga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membedakan antara kenyataan dan fantasi. Selain itu, mythomania juga sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kepribadian narsistik (NPD) dan gangguan kepribadian antisosial.
- Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD): Individu dengan NPD memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk dikagumi dan cenderung melebih-lebihkan kemampuan serta pencapaian mereka. Kebohongan dapat menjadi alat bagi mereka untuk mempertahankan citra diri yang grandios dan mendapatkan validasi dari orang lain.
- Gangguan Kepribadian Antisosial: Individu dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali tidak memiliki empati dan cenderung melanggar hak-hak orang lain. Kebohongan digunakan sebagai cara untuk memanipulasi orang lain, menghindari tanggung jawab, dan mencapai tujuan mereka sendiri.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang merasa rendah diri atau tidak aman mengalami mythomania. Mythomania adalah kondisi yang kompleks dan memerlukan diagnosis profesional. Jika Anda merasa memiliki kecenderungan untuk berbohong secara kompulsif, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mythomania, kita dapat lebih berempati terhadap orang-orang yang mungkin mengalami gangguan ini dan membantu mereka mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.