Petronas Pangkas Jumlah Karyawan dalam Upaya Restrukturisasi Perusahaan
Perusahaan energi nasional Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas), mengumumkan langkah strategis berupa pengurangan tenaga kerja yang berdampak pada sekitar 10 persen dari total karyawannya. Keputusan ini merupakan bagian integral dari program restrukturisasi komprehensif yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan di tengah lanskap energi global yang terus berubah.
Tengku Muhammad Taufik, Presiden dan CEO Grup Petronas, menjelaskan bahwa evaluasi mendalam terhadap seluruh aspek operasional perusahaan sedang dilakukan. Hal ini mencakup peninjauan aset, proses bisnis, pengeluaran, dan struktur tenaga kerja. Tujuan utama dari peninjauan ini adalah untuk menyelaraskan organisasi dengan strategi jangka panjang yang berfokus pada keberlanjutan dan pertumbuhan berkelanjutan.
"Kami memahami bahwa proses ini akan menimbulkan dampak yang signifikan bagi sebagian karyawan kami, namun langkah ini diperlukan untuk memastikan Petronas tetap relevan dan kompetitif di masa depan," ujar Tengku Taufik. Diperkirakan bahwa pengurangan tenaga kerja akan mempengaruhi sekitar 5.000 dari total 50.000 karyawan Petronas. Proses pemberitahuan kepada karyawan yang terdampak akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun 2025.
Selain pengurangan tenaga kerja, Petronas juga akan memberlakukan moratorium perekrutan secara umum hingga Desember 2026. Pengecualian akan diberikan hanya untuk posisi-posisi penting tertentu yang akan ditinjau secara individual.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, memberikan tanggapan terkait rencana pengurangan tenaga kerja ini. Beliau menyatakan bahwa sebagian besar karyawan yang terdampak berstatus kontrak. "Kebanyakan melibatkan posisi kontrak," kata Anwar, yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia. Beliau menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya efisiensi dan transformasi internal yang lebih luas di dalam perusahaan.
Di tengah isu pengurangan tenaga kerja, muncul spekulasi mengenai kemungkinan Petronas untuk keluar dari bisnis gas alam cair (LNG) di Kanada. Namun, spekulasi ini dibantah tegas oleh CEO Petronas. Tengku Taufik menegaskan bahwa Kanada merupakan bagian penting dari strategi perusahaan untuk mempertahankan posisinya di sektor LNG global.
Sebelumnya, terdapat laporan yang menyebutkan bahwa Petronas sedang mempertimbangkan penjualan anak perusahaannya di Kanada, Progress Energy Resources Corp. Namun, manajemen Petronas menegaskan bahwa Kanada tetap menjadi wilayah strategis dalam portofolio global perusahaan. Langkah transformasi ini, termasuk pengurangan tenaga kerja, merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk memperkuat ketahanan dan relevansi perusahaan di tengah transisi energi yang semakin dinamis dan penuh tantangan.
Berikut daftar posisi yang akan di tinjau oleh Petronas:
- Aset
- Proses Bisnis
- Pengeluaran
- Struktur tenaga kerja