Teater Koma Berduka Cita: Aktor dan Penata Rias Senior Subarkah Hadisarjana Tutup Usia

Teater Koma Berduka Cita: Aktor dan Penata Rias Senior Subarkah Hadisarjana Tutup Usia

Dunia seni peran Indonesia berduka. Subarkah Hadisarjana, aktor dan penata rias senior yang telah lama berkiprah di Teater Koma, meninggal dunia pada Selasa, 11 Maret 2025, pukul 00.50 WIB di RS Sentra Medika Cimanggis, Depok. Kabar duka ini disampaikan oleh sutradara Teater Koma, Rangga Riantiarno, melalui akun Instagram pribadinya. Rangga mengungkapkan rasa kehilangannya yang mendalam atas kepergian sosok yang ia sebut sebagai seniman multitalenta tersebut. Ungkapan duka cita serupa juga disampaikan oleh Citra Smara Dewi, kurator dan dosen IKJ, yang turut mengenang sosok Subarkah sebagai sahabat.

Dalam unggahannya, Rangga Riantiarno mengenang kolaborasinya dengan Subarkah, khususnya dalam beberapa pementasan Teater Koma. Ia menyebut beberapa pengalaman berkesan, seperti tata rias kilat dalam pementasan Tanda Cinta di Salihara tahun 2024, sebagai salah satu kenangan indah sekaligus menjadi pertunjukan terakhir mereka bersama. Lebih dari sekedar rekan kerja, Rangga menggambarkan Subarkah sebagai sumber ilmu dan inspirasi dalam perjalanan kariernya. Ungkapan haru dan rasa kehilangan mendalam tampak jelas dalam pesan tersebut.

Jenazah Subarkah disemayamkan di kediaman pribadinya di Pondok Tirta Mandala, Jalan Rajawali J3 No 6, Depok, dan rencananya akan dimakamkan di TPU Tapos, Bogor, Jawa Barat. Kepergian Subarkah meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, rekan sesama seniman, dan para penggemarnya.

Kiprah Subarkah Hadisarjana di Dunia Seni

Subarkah Hadisarjana, pria kelahiran 25 Juni 1958, merupakan sosok yang sangat berpengaruh di dunia teater dan perfilman Indonesia. Kariernya yang panjang dan gemilang dimulai sejak tahun 1960-an dengan keterlibatannya di Teater Populer, kemudian berlanjut hingga akhir hayatnya bersama Teater Koma. Kemampuannya yang luar biasa sebagai aktor dan penata rias membuatnya dikenal sebagai seniman multitalenta.

Keterlibatannya dalam film-film legendaris seperti Pengkhianatan G30S PKI dan Djakarta 1966, keduanya disutradarai oleh Arifin C. Noer, menandai awal kiprahnya di dunia perfilman. Ia juga berperan dalam sejumlah film lain, termasuk Makelar Kodok Untung Besar (1990), Kafir (2002), dan Get Married 3 (2011). Selain di layar lebar, Subarkah juga aktif di dunia sinetron, membintangi beberapa judul populer seperti Benang Emas (1994), Si Doel Anak Sekolahan (1994), dan Cintaku di Rumah Susun Season 1-2 (2003-2005).

Kontribusinya terhadap Teater Koma begitu signifikan. Salah satu pementasan yang melibatkannya adalah Tanda Cinta, yang dipentaskan di Komunitas Salihara. Subarkah bukan hanya aktor, melainkan juga bagian integral dari sejarah dan perkembangan Teater Koma selama berpuluh-puluh tahun.

Kepergian Subarkah merupakan kehilangan besar bagi dunia seni peran Indonesia. Dedikasi, bakat, dan kontribusinya akan selalu dikenang dan dihargai. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Berikut adalah beberapa karya penting almarhum:

  • Film:
    • Pengkhianatan G30S PKI
    • Djakarta 1966
    • Makelar Kodok Untung Besar (1990)
    • Kafir (2002)
    • Get Married 3 (2011)
  • Sinetron:
    • Benang Emas (1994)
    • Si Doel Anak Sekolahan (1994)
    • Cintaku di Rumah Susun Season 1-2 (2003-2005)
  • Teater Koma:
    • Republik Cangik (2014)
    • Tanda Cinta (2024)